TANJUNG PERAK – MARITIM : Dibanding dengan sepuluh tahun lalu ketika Pelabuhan Tanjung Perak masih berada di luar 50 besar pelabuhan kelas dunia, kini ditengah persaingan ketat antar pengelola pelabuhan, bandar terbesar kedua di Indonesia dan nomer satu di Kawasan Timur Indonesia (KTI) telah berhasil naik peringkat dari posisi ke-45 menjadi ke-43. Mengacu kepublikasi dalam One Hundred Ports 2019, daftar 100 pelabuhan di seluruh dunia dengan produksi bongkar muat petikemas terbanyak yang disusun oleh Lloyd’s List.
Posisi tersebut, tentunya jauh berada di bawah peringkat pelabuhan-pelabuhan kelas dunia yang sudah cukup lama mapan, antara laon Singapura (Republik Singapura – Peringkat 1), Hongkong, Shanghai, Shenzen (ketiga di Tiongkok pada peringkat 2/3/4) atau Busan (Korea Selatan di Peringkat 5). Bahkan juga dengan Tanjung Priok Jakarta di peringkat 24.
Volume arus petikemas pelabuhan yang berlokasi di kota Surabaya itu pada saat ini tercatat mengalami kenaikan 8,8% menjadi 3,9 juta TEU’s sepanjang tahun lalu. Pelabuhan utama di KTI ini kembali menduduki posisi itu setelah merosot dua peringkat dalam One Hundred Ports 2018. Lloyd mencatat peningkatan arus barang domestik dan internasional memicu peningkatan throughput.
Dalam pada itu, Terminal Petikemas Surabaya (TPS), terminal terbesar di Tanjung Perak, menangani petikemas sebanyak 1,4 juta TEU’s pada tahun lalu atau tumbuh 11% dari 2017, didominasi petikemas internasional.
Guna mencapai peningkatan produktivitas di tahun-tahunb mendatang, Pelindo III memiliki rencana investasi untuk menambah kapasitas pada beberapa tahun mendatang. Sebut Lloyd dalam rilisnya: “TPS akan memiliki 5 ship to shore cranes baru dengan kapasitas twin-lift, 24 rubber tyred gantry cranes, dan 100 single chassis head truck dalam rencana investasi multiyears. Dermaga terminal internasional itu juga akan diperpanjang dari 1.000 m menjadi 1.350 m untuk meningkatkan kapasitas menjadi 2,2 juta TEUs”.
Doso Agung, Direktur Utama PT Pelindo III mengapresiasi peningkatan peringkat Pelabuhan Tanjung Perak dalam 100 Container Ports versi Lloyd List’s. Ujarnya: “Peningkatan arus
petikemas didapat dari optimalisasi setiap terminal sesuai segmen komoditas utamanya”.
Sebagai gambaran, TPS merupakan dedicated berth petikemas internasional, Terminal Berlian yuang dikelola oleh BJTI Port, anak usaha Pelindo III untuk segmen petikemas domestik, dan Terminal Teluk Lamong untuk pasar baru dan pengguna jasa eksisting yang ingin meningkatkan kualitas layanan bongkar muatnya di terminal modern dan ramah lingkungan.
Memungkasi penjelasan, katakan: “Kami juga telah terapkan strategi meningkatkan efisiensi bagi pengguna jasa, misalnya dengan insentif penerapan tarif khusus untuk transshipment petikemas domestik di PelabuhanTanjung Perak Surabaya”. (Erick Arhadita)