BANYUWANGI – MARITIM : Sejak industri pariwisata makin marak hingga menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat yang menghuni kawasan paling timur Pulau Jawa, kini juga mendapat julukan sebagai “tiada hari tanpa atraksi di Banyuwangi”. Keunggulan dalam memoles obyek wisata, pagelaran seni tradisi hingga konsisten memberdayaan kearifan lokal serta berbagai kreasi terkini, terus menimbulkan decak kagum wisatawan yang berkunjung ke Bumi Blambangan. Gebrakan mutakhir, berupa event yang mendapat apresiasi tinggi dari peserta, pengamat maupun mayoritas juri (commissaire) dari Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI/Union Cicliste Internationale) yang menilai kompetisi balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2019 merupakan salah satu dari sepuluh event balap sepeda terbaik dunia.
Para juri dari organisasi balap sepeda kelas dunia yang didirikan tahun 1900 dan pada saat ini bermarkas besar di Aigle Swiss ini diakui oleh IOC (International Olympics Committee) yang mengaku sangat terkesan terhadap penyelenggaraan lomba sepeda ITdBI oleh Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur. Ujar Chief Commissaire Peter Tomlinson asal Australia, di sela awarding kepada para pemenang ITdBI 2019 di Banyuwangi, Sabtu (28/9/2019) lalu: “Event ini merupakan lomba yang sangat wonderful. Menurut saya, event ini termasuk ajang balap sepeda sepuluh terbaik dunia, bahkan sudah kian memenuhi standar terbaik dunia”.
Chief Commissaire Peter Tomlinson yang telah dua kali terlibat dalam lomba balap sepeda ITdBI di Banyuwangi ini, memberi apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan ITdBI tahun ini. Menurutnya, kompetisi balap sepeda ini berlangsung dengan sangat baik dan terorganisir, hingga sukses dalam pelaksanaannya. Menurutnya, event ini juga mampu mendatangkan pebalap-pebalap internasional, dan bahkan komposisinya sangat lengkap dari lima benua. ITdBI merupakan agenda tahunan balap sepeda 2.2 yang digelar Banyuwangi sejak 2012. Perlombaan ini telah masuk agenda resmi kompetisi UCI yang diikuti oleh banyak tim dalam negeri dan internasional, pada tahun ini ITdBI diikuti oleh 19 tim dengan pebalap dari 23 negara yang datang dari lima benua.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh juri Karen O’Challaghan, yang baru pertama kali datang ke Banyuwangi, tetapi sangat mengaku terkesan dengan animo masyarakat yang sedemiukian bersemangat menyambut para pebalap di tiap lintasan.
Ucap Karen: “Anak-anak kecil yang merupakan mayoritas penonton begitu bersemangat dan ceria menyambut kehadiran kami. Hal seperti ini jarang ditemui di balapan sepeda di negara lain. Karenanya, kami tidak akan bosan datang kembali ke Banyuwangi”.
Selain dari para juri dan pengamat, pebalap Robbie Hucker dari Team Ukyo Jepang, peraih Yellow Jersyey ITdBI 2019, juga mengacungkan jempol pada penyelenggaraannya. Katanya: “Banyuwangi merupakan tempat menyenangkan untuk dikunjungi, termasuk ikut balap sepeda di sini. Warga masyarakat di sini menyenangkan. Race ini dirancang dan diorganisir dengan baik. Semua yang ada di sini memberi semangat bagi kami selama bertanding”.
Sementara itu, Kakeru Omae pebalap tim Aisan asal Jepang, yang memenangi etape ketiga ItdBI 2019, mengaku terkesan dengan keindahan alam Banyuwangi, terutama di Taman Nasional Alas Purwo dan Pegunungan Ijen. Kesan Kakeru-san: “Kendati jalur pacu ke Gunung Ijen ini berat, kedepan nanti saya tetap ingin bertanding kembali di sini”.
Terkait dengan itu, Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi mengaku cukup puas dengan keberhasilan dan sukses penyelenggaraan ITdBI 2019 tahun ini. Menurut orang nomer satu di Tanah Osing, capaian ini merupakan buah kerja keras seluruh masyarakat Banyuwangi, tidak hanya dari panitia penyelenggara, namun semua lini terlibat guna meraih suksesnya perlombaan balap sepeda ITdBI.
Pungkas bupati yang akrab disapa dengan panggilan Mas Anas ini: “Ini merupakan sukses bagi semua warga. Pemkab, TNI/Polri, tokoh masyarakat dan semua warga bekerja sinergis membuat kompetisi internasional ini berjalan dengan baik. Ini merup[akan kebanggaan seluruh rakyat Banyuwangi untuk mendorong semangat terus menggelar kegiatan yang lebih berkualitas ke depan”. (Erick Arhadita)