SAMARINDA – MARITIM : Menghadapi perkembangan teknologi di era digitalisasi, para instruktur lembaga pelatihan harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Para instruktur harus mampu mengikuti perkembangan teknologi, sehingga akan dapat menciptakan tenaga kerja berkualitas yang mampu bersaing di era global.
Untuk itu, pembinaan terhadap instruktur akan terus ditingkatkan guna mewujudkan instruktur yang kompeten dan profesional, sehingga mampu mentransfer pengetahuan dan ketrampilannya kepada peserta pelatihan.
Hal ini ditekankan Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat, saat menutup Kompetisi Kompetensi Instruktur Nasional (KKIN) VII Tahun 2019 di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (24/10) malam.
KKIN VII yang diselenggarakan pada 20-25 Oktober 2019 di Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda merupakan grand final yang menghasilkan juara nasional untuk 9 kejuruan. Kompetisi yang diikuti para instruktur lembaga pelatihan milik pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia ini berawal dari kompetisi yang berlangsung di 12 regional. Dalam grand final, 108 instruktur memperebutkan juara nasional sesuai kejuruan. Semula terpilih 45 peserta terbaik, kemudian mengerucut jadi 27 orang yang akhirnya ditetapkan sebagai juara I, II dan III masing-masing untuk 9 kejuruan.
Lebih jauh Ketua BNSP mengatakan, dalam upaya mewujudkan SDM yang berkualitas pemerintah mendorong penyebaran instruktur yang kompeten dan profesional di seluruh daerah. Sehingga mereka mampu mentransfer pengetahuan dan ketrampilannya kepada peserta pelatihan.
Tanpa instruktur yang profesional, menurut Kunjung, akan sulit mewujudkan Indonesia maju dengan SDM yang berkualitas.Di sisi lain ada pertambahan 2,4 juta/tahun lulusan SMA/SMK yang masuk pasar kerja maupun melanjutkan pendidikan. Mereka yang masuk pasar kerja harus disiapkan menjadi tenaga kerja yang kompeten di tengah persaingan yang ketat dewasa ini.
“Untuk itu, instruktur harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar kerja di tengah kemajuan teknologi,” tandasnya.
Ditambahkan, pelatihan tidak hanya memberikan keterampilan berbasis kompetensi (skilling), tapi juga meningkatkan keahlian (up-skilling) dan memberikan keahlian baru (re-skilling) khususnya bagi tenaga kerja yang terkena PHK.
Memotivasi instruktur
Kepala BLK Samarinda, Andri Susila, selaku Ketua Pelaksana KKIN VII dalam laporannya mengatakan, KKIN yang diselenggarakan dua tahun sekali ini antara lain sebagai upaya untuk memotivasi instruktur dalam meningkatkan kompetensinya. Selain itu juga untuk mengetahui peta kompetensi instruktur baik tingkat regional maupun nasional, serta sebagai salah satu acuan dalam penyusunan program pembinaan instruktur di masa mendatang.
Sebagai salah satu pilar sistem pelatihan, kata Andri, instruktur wajib memiliki kompetensi di bidangnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Instruktur yang kompeten, baik dari aspek teknis kejuruan maupun metodologi pelatihan, diperlukan untuk dapat mendidik dan melatih tenaga kerja yang kompeten.
Sebagai agenda dua tahunan dari Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, KKIN VIII akan diadakan di Padang, Sumatera Barat, pada tahun 2021.
Ke-9 kejuruan yang dikompetisikan dalam KKIN VII meliputi pengelasan, otomotif kendaraan ringan, instalasi listrik, tata busana, teknik pendingin dan tata udara (AC), elektronika, desain grafis, perancangan rekayasa mekanik CAD, dan kejuruan solusi perangkat lunak teknologi informasi untuk bisnis.
Sebagai juara I, II dan III Kejuruan Pengelasan adalah Yerikho (Banten), Susianto (Jatim) dan Muh. Rommdon (Jateng). Otomotif : Sugeng Andriyanto (Jabar), Andreas Setyawan (Jateng) dan Muh. Ridha Rasyid (Sulsel). Listrik : Muh.Padli Nur (Banten), Eka Cipta Wibowo (Jabar) dan Suherman (Sumbar).
Kejuruan Tata Busana : Jaenal Arifin (Jatim), Nurul Soimah (Jateng) dan Sari Erni Agustini (Sumsel). Pendingin Udara (AC) : Aditya Wardani (Jateng), Heru Hermawan (Jabar) dan Moh. Ali Muhtarom (Jatim).
Kejuruan Elektronika : Teguh Santoso (Papua), Slamet Harimukti (Jateng) dan Hasrul Baki Hasibuan (Jabar). Desain Grafis : Yosef Ardi Subianto (Jateng), Setya Wahyu Utomo (Jabar) dan Jon Hendra (Sumbar).
Kejuruan Perancangan Rekayasa Mekanik CAD : Alha Esa Anada (Jateng), M Yusra Nusa (Sumbar) dan Faiz Ajri (Banten). Solusi Perangkat Lunak TI Bisnis : Mahambara Agung Pratama (Jabar), Reny Citra Nurani (Jatim) dan Isra Sudin (Maluku Utara).
Selain piagam, Juara I masing-masing mendapat hadiah uang sebesar Rp 10 juta, Juara II Rp 7,5 juta dan Juara III mendapat hadiah sebesar Rp 5 juta. Selain itu, beberapa juara I dan II mendapat hadiah tambahan berupa laptop dan printer.
Josef Ardi Subianto merasa terharu dirinya muncul sebagai juara I Desain Grafis. Di tengah penjurian yang ketat, instruktrur dari BLK UPTD Technopark Sragen, Jawa Tengah, desain grafis yang dibuatnya berjudul “Buku Kampanye Diet Kantong Plalstik” berhasil mengalahkan dua finalis rivalnya dengan nilai 788.
Pertama kali mengikuti ajang kompetisi, ia menilai forum ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme instruktur di BLK dalam upaya menciptakan SDM yang berkualitas. Untuk itu, dalam KKIN VIII tahun 2021 di Padang nanti ia berencana akan ikut lagi dengan harapan bisa meraih juara I lagi. (Purwanto).