GRESIK – MARITIM : Kementerian Perhubungan melaporkan, Selasa (26/11/2019) lalu kapal motor (KM) ‘Tanto Ceria’ terbakar di perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) posisi di depan pelabuhan Maspion Gresik, Jawa Timur, pada pukul 07.25 WIB..Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub Ahmad menuturkan bahwa dalam kejadian tersebut seluruh awak kapal berhasil diselamatkan dan tidak ada korban jiwa. Jelas Ahmad: “Api dengan cepat berhasil dipadamkan, awak kapal juga berhasil diselamatkan dan Alhamdulillah tidak ada korban luka maupun korban jiwa, pembasahan dan pengawasan masih terus berlangsung”.
Dijelaskan bahwa pihaknya telah mengerahkan dua kapal patroli Sea and Coast Guard dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Tanjung Perak yaitu KNP. Grantin dan KNP. 329 untuk membantu dan mengatasi pemadaman kebakaran kapal tersebut. Dua kapal Sea and Coast Guard itu menuju lokasi dan membantu kapal TB Jaya Negara 305 untuk melakukan pemadaman KM Tanto Ceria hingga api berhasil dipadamkan pada pukul 09.25 WIB.
Berdasar tindakan cekatan tersebut, Ahmad memberi apresiasinya kepada Quick Response Team (QRT) PPLP Tanjung Perak dan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak yang bergerak cepat dalam membantu kebakaran kapal KM Tanto Ceria hingga tak menimbulkan korban jiwa. Ujar Ahmad pula: “Di luar dari penyebab kebakaran, tindakan dan langkah pemadaman dapat dibilang berhasil, bahkan tidak merembet atau membesar. Saya apresiasi kepada team QRT”.
Menurut Ahmad, salah satu fungsi Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai yaitu melakukan penyiapan pelaksanaan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Selain itu, melakukan tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai.
KM Mitra Sejahtera IX
Dalam pada itu,m dapat diberitakan bahwa beberapa hari sebelumnya kapal bermuatan Petikemas KM ‘Mitra Sejahtera IX’ dilaporkan tenggelam pada Sabtu (23/11/2019) sekitar pukul 07.00 WIT pagi hari. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menginstruksikan Ditjen Perhubungan Laut untuk mengusut penyebab tenggelamnnya kapal tersebut.
Ujar Menhub di Jakarta: “Saya prihatin atas terjadinya peristiwa tersebut dan saya telah instruksikan Dirjen Hubla untuk mengusut penyebab tenggelamnya kapal tersebut”.
Menhub juga meminta jajarannya untuk melakukan tindakan korektif dan mengimbau seluruh stakeholder untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam melakukan kegiatan sehingga hal serupa tidak terjadi lagi. Berdasarkan informasi yang diterima dari Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, kapal berbendera Indonesia yang dimiliki PT Samudra Raya Indo Lines berbobot 2285 GT tersebut, berisi 15 awak kapal termasuk nakhoda kapal bernama Ido Samudro dan mengangkut 147 petikemas.
Diketahui kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Surabaya pada 20 November 2019 pukul 17.05 WIB untuk menuju Pelabuhan Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun, kapal dilaporkan tenggelam di titik koordinat lintang bujur 0556’50”. S/11834’00” E pada 23 November 2019.
Sesaat sebelum tenggelam, awak kapal KM Mitra Sejahtera IX sempat meminta pertolongan melalui panggilan radio komunikasi. Panggilan tersebut berhasil diterima oleh awak kapal dari tiga kapal yakni kapal KM Sinar Harapan 78, KM Mentari Nusantara, dan KM Mutiara Indah dan berhasil mengevakuasi 15 awak kapal termasuk nakhoda KM. Mitra Sejahtera yang terapung di laut menggunakan life jacket.
Menhub menyampaikan apresiasi kepada awak kapal dari ketiga kapal yang melakukan evakuasi terhadap seluruh awak kapal dengan selamat. Kapal KM Mitra Sejahtera akhirnya tenggelam dan hanya tersisa sejumlah petikemas yang terapung di lautan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, dan ke 15 awak kapal sudah diserahkan ke Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar untuk kemudian dilakukan pemeriksaan medis oleh tim kantor kesehatan pelabuhan Makassar. Seluruh awak kapal diistirahatkan di hotel terdekat untuk menunggu proses selanjutnya. (Team Liputan)