JAKARTA – MARITIM : Dalam tahun 2018 dan 2019 sebanyak 42 Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) dibangun di tiga provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan 42 BLKK itu dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan, namun operasionalnya di bawah pembinaan BLK Pariwisata yang berlokasi di Lombok Timur, NTB.
Dari jumlah itu, 4 BLKK dibangun tahun 2018 dan telah beroperasi sejak awal 2019, sedang pembangunan 38 BLK lainnya dilakukan tahun 2019. Sebagian besar telah beroperasi, sementara sebagian lainnya pembangunan fisik sudah rampung dan tinggal menunggu datangnya peralatan.
“Tapi paling lambat akhir Desember ini seluruh peralatan BLKK harus sudah datang, sehingga dapat dioperasikan mulai awal tahun 2020. Kalau tidak juga datang, penanggung jawab pengadaan peralatan bisa kena sanksi,” kata Kepala BLK Lombok Timur, Sabar SPd. di kantornya, pekan lalu.
Salah satu BLK yang baru beroperasi adalah BLK Komunitas Yayasan Maraqitta’limat di Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Lokasi BLK tersebut berada di kawasan pendidikan dari tingkat Paud/TK, SD, SMP, SMA/SMK, pondok pesantren, sampai perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan Maraqitta’limat.
Workshop BLKK tipe B dengan Kejuruan Teknologi Informasi Komputer (TIK) itu dibangun pada Mei 2019 dengan biaya Rp 500 juta. Sedang 17 unit komputer dan server beserta laptop, LCD, printer dan peralatan lainnya untuk proses pelatihan datang pada awal November 2019. Biaya peralatan komplit mencapai Rp 300 juta.
Sejak itu pula mulai dilakukan pendaftaran yang dilanjutkan seleksi calon siswa. “Kami mendapat dua paket pelatihan yang harus segera diselesaikan, sehingga pelatihan dilakukan mulai 20 November sampai 21 Desember 2019,” kata Hariawan Jumardi, Kepala BLK Komunitas Yayasan Maraqitta’limat.
Menurut Hari, pendaftarnya membludak sampai 80 orang, karena masyarakat tahu pelatihan dilakukan secara gratis. Tapi setelah diseleksi antara lain harus bisa baca tulis, mampu mengoperasiklan komputer, tidak sedang bekerja dan menempuh pendidikan, banyak calon yang gugur.
“Namun 19 orang dinyatakan bisa menunggu paket berikutnya yang akan dilaksanakan awal 2020,” kata Achmad Fatoni S. Kom, instruktur di BLKK tersebut. Dalam pelatihan ia dibantu 2 orang asisten, tapi belum mengikuti pendidikan dasar instruktur.
Dijelaskan, dua paket pelatihan diikuti 32 orang dilaksanakan dalam dua tahap, pagi dan sore, masing-masing 16 orang. Pesertanya rata-rata lulusan SMA/SMK, tapi ada satu wanita yang lulusan Fakultas Ekonomi Univ. Islam Negeri Mataram.
“Saya sengaja ambil pelatihan ini untuk menguasai design grafis, karena saat kuliah tidak mendapat pelajaran komputer,” kata Lisa Purnawati menjelaskan alasannya.
Hariawan menambahkan, setelah memperoleh sertifikat kompetensi lulusan BLKK akan ditampung di Yayasan Maraqitta’limat sebagai operator komputer di berbagai tingkat pendidikan yang kini banyak diperlukan.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Yayasan, H. Muhammad Fadlurrachman. “Insya Allah, lulusan BLK Komunitas ini akan kita tampung di yayasan sini,” ujarnya meyakinkan.
Untuk selanjutnya, BLKK akan melakukan kerja sama dengan sejumlah Kantor Desa/Kecamatan, sehingga lulusan BLK nanti dapat bekerja sebagai operator komputer di kantor pemerintahan tersebut. Hal ini dikaitkan adanya dana pemberdayaan masyarakat yang dialokasikan oleh Pemda NTB sebesar Rp 50 juta/desa/tahun.
Untuk program pelatihan tahun 2020, Hariawan menambahkan, BLKK akan meningkatkan kualitas pelatihan sesuai arahan Kemnaker. “Tapi nanti akan mendapat berapa paket, kami belum tahu. Masih menunggu kepastian dari pusat melalui BLK Lombok Timur,” sambungnya.
Bangun lagi 2.000 BLKK
Seperti diketahui, dalam upaya mengurangi pengangguran dan memperluas lapangan kerja, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sejak tahun 2017 melakukan terobosan dengan membangun BLK Komunitas yang saat ini jumlahnya mencapai 1.125 unit. Tahap pertama (2017) dibangun 50 BLK untuk melatih 5.000 orang dan tahun 2018 dibangun 75 BLK untuk melatih 7.500 orang.
Sukses membangun 125 BLKK dengan melatih 12.500 orang dalam berbagai kejuruan, tahun ini pemerintah membangun lagi 1.000 BLKK di seluruh Indonesia dengan anggaran Rp 1 triliun untuk melatih 32.000 orang. Bahkan, rencananya untuk tahun 2020 pembangunan BLKK akan ditingkatkan menjadi 2.000 unit. Dari 10 kejuruan yang ditetapkan Kemnaker, BLKK hanya boleh memilih satu jenis kejuruan sesuai dengan kebutuhan daerah setempat.
“Pembangunan BLKK ini bukan hanya untuk komunitas pesantren, tapi juga untuk basis keagamaan lainnya,“ kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono, kepada Maritim beberapa waktu yang lalu.
Selain BLKK Yayasan Maraqitta’limat, di Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kab. Lotim, juga ada BLK Komunitas Pondok Pesantren Sirojul’Ulum. Fisik gedung dan workshop untuk kejuruan las sudah jadi, tapi terlihat masih kosong karena peralatan belum datang.
Sayangnya, ketika tim dari Jakarta yang didampingi Nukman, Kasubag TU BLK Lotim, tidak bisa masuk karena workshop dalam keadaan terkunci. Pengelola BLKK tidak berada di tempat karena lagi berada di Mataram. Beberapa kali Nukman menelpon pengelola tapi suara wanita yang terdengar menyatakan maaf tidak bisa hadir karena ada keperluan di Mataram.
“Kabarnya semua peralatan Workshop Las sedang dalam pengapalan. Tapi harus datang paling lambat akhir Desember ini,” jelas Kepala BLK Lombok Timur, Sabar, saat dikonfirmasi Maritim. (Purwanto).