SCI Apresiasi Dukungan Tol Laut ke Kawasan Perikanan Terpadu

JAKARTA – MARITIM : Supplay Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi rencana Program Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam memperkuat konektivitas antar wilayah Indonesia melalui Program Tol Laut. Sebagai dukungan Program Tol Laut terhadap kawasan perikanan terpadu, pada tahun 2020, Ditjenla akan menyediakan reefer container, petikemas berpendingin di sejumlah lokasi yang dilintasi trayek Tol Laut, yaitu Sabang (Trayek-1), Mentawai (T-2), Sebatik (T-4), Timika (T-11), dan Rote (T-13), masing-masing sebanyak 5 unit petikemas.

Read More

Chairman SCI, Setijadi, Minggu (15/12/2019) menyatakan dukungan Program Tol Laut terhadap kawasan perikanan terpadu merupakan sinergi yang baik antara Kemenhub dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sinergi tersebut perlu terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya ikan, terutama dalam proses pendistribusian dari sentra-sentra produksi ke sentra-sentra konsumsi, baik untuk masyarakat maupun industri pengolahan ikan (UPI), serta ekspor.

Berdasar analisis SCI, dibutuhkan petikemas dalam jumlah besar untuk memfasilitasi kapal perikanan yang berjumlah ratusan seperti di Mimika. Di beberapa lokasi bahkan diperlukan sampai 50 petikemas. Selain kebutuhan petikemas, diperlukan pengembangan infrastruktur seperti perbaikan dermaga dan penyediaan plugging di pelabuhan, terutama di Kawasan Timur Indonesia. Diperlukan juga kesiapan SDM untuk menangani petikemas berpendingin, di pelabuhan maupun kapal. Penurunan kualitas ikan akibat kesalahan proses distribusi masih dikeluhkan sejumlah pihak. Kemenhub juga perlu pertimbangkan penambahan trayek Tol Laut. Beberapa wilayah yang belum dilintasi trayek Tol Laut memiliki potensi ikan yang cukup banyak seperti di Dobo, Kepulauan Aru.

Berdasar catatan SCI, Dobo termasuk Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPPI) 718 dengan potensi terbesar, yaitu sebanyak 2.637.565 ton. Selain itu implementasi Program Tol Laut terhadap kawasan perikanan terpadu membutuhkan dukungan secara sinergis dari kementerian/lembaga terkait, pelaku usaha, penyedia jasa logistik dan transportasi, hingga pemerintah daerah.

Menurut Setijadi, Pemda yang wilayahnya dilalui Program Tol Laut perlu memanfaatkan pengembangan komoditas perikanan di wilayahnya, karena sinergi dengan sektor perikanan

berpotensi meningkatkan muatan balik yang selama ini jadi masalah utama Tol Laut. Pada semester I tahun 2019, misalnya, muatan berangkat Tol Laut sebanyak 2.986 TEU’s, namun muatan balik hanya 267 TEU’s atau 8,94% dari muatan berangkat.   (Mrt/2701)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *