JAKARTA – MARITIM : Ekspor Indonesia ke China turun drastis US$245,5 juta pada Februari 2020. Hal itu terjadi lantaran merebaknya wabah virus Corona (Covid-19) di Wuhan, China sejak akhir Januari 2020. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI Yunita Rusanti mengatakan penyebaran virus Corona membuat berkurangnya permintaan dari China. Katanya saat siaran langsung melalui akun YouTube BPS RI:
“Nilai ekspor RI ke China pada Februari 2020 turun sebesar US$245,5 juta dari US$2,11 miliar ke US$1,86 miliar [mtm]. Penurunan ekspor China paling dominan di antara semua negara. Berdasar data BPS RI, ekspor Indonesia ke China pada periode yang sama tahun lalu (yoy) tercatat US$1,53 miliar. Ini artinya nilai ekspor secara yoy justru mengalami kenaikan sebesar US$330 juta. Dituturkan komoditas ekspor nonmigas yang mengalami penurunan permintaan dari China, antara lain besi baja, tembaga, serta pulp dan kayu. Selain China, lanjutnya, permintaan ekspor juga mengalami penurunan terbesar antara lain dari India, Taiwan, Jerman, dan Belanda.
“Komoditas yang kita ekspor ke India antara lain lemak dan minyak [CPO], pupuk, dan bahan kimia nonorganik, Taiwan bakar bakar mineral, Jerman dan Belanda ekspor terbesar komoditas emak dan minyah hewan nabati,” jelasnya.
Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual mengungkapkan anjloknya ekspor ke China kemungkinan berlanjut pada Maret 2020. Pasalnya, jalur distribusi ke China melalui pelabuhan di Hong Kong juga masih terganggu. Adapun, ekspor ke Amerika Serikat (AS) atau negara di luar China baru akan terdampak pada April mendatang. Namun, dia yakin ekspor Indonesia ke AS tidak akan terdampak secara signifikan.
Penurunan Impor
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor nonmigas dari China mengalami penurunan drastis pada Februari 2020. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan impor nonmigas dari China pada Februari 2020 mencapai US$1,98 miliar, turun dari capaian Januari yang mencapai US$3,93 miliar. Sementara itu, capaian pada bulan lalu juga merosot tajam dari Februari 2019 yang mencapai US$3,93 miliar. Ujarnya, dalam konferensi pers bulanan BPS: “Penurunan impor terbesar dari China adalah mesin dan perlengkapan elektrik, mesin dan peralatan mekanik, plastik dan barang dari plastik”.
Adapun, China menjadi negara penyumbang penurunan impor terbesar bagi Indonesia, baik secara tahunan maupun bulanan pada Februari 2020. Seperti diketahui, wabah virus corona telah membuat aktivitas produksi dan pengapalan barang dari daan menuju Negeri Panda terganggu sepanjang tahun ini. Sementara itu, realisasi impor sepanjang Februari 2020 mengalami penurunan 5,11 persen secara tahunan menjadi US$11,6 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$12,23 miliar. Secara bulanan terjadi penurunan 18,69 persen dari posisi Januari 2020, yang sebesar US$14,27 miliar. (RX/Maritim)