Relaksasi Berbagai Kebijakan, Menggerek Pertumbuhan Ekonom Era New Normali

JAKARTA-MARITIM : Dimulai aktivitas ekonomi pada era New Normal berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ini terlihat pada semakin meningkatnya donestic demand yang ditandai dengan laju inflasi volate food pada angka dibawah satu persen, pada Juni 2020.

Read More

Demikian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, tentang Perbaikan Aktivitas Ekonomi Era New Normal, Rabu(1/7) malam.

Ia menambahkan, pembukaan kantor-kantor pada era New Normal telah mendorong dibukanya warung atau rumah makan dan pada gilirannya meningkatkan permintaan dan harga daging ayam dan telur ayam ras tersebut. Salah satu penyebab tingginya inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,47 persen) di Juni 2020, tentunya tidak terlepas dari mulai meningkatnya permintaan terhadap kelompok barang tersebut. Ini berkaitan dengan Kebijakan memudahkan syarat pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada masa pandemi Covid-19 dan dimulainya akitivitas ekonomi pada era New Normal berdampak positif, ditandai dengan penyaluran KUR yang mulai meningkat signifikan pada minggu kedua Juni 2020.

Data dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan, BRI lebih fokus melakukan restrukturisasi kredit pada bulan April 2020 (79,4 persen) dan Mei 2020 (82,7 persen). Namun sejak minggu ketiga Juni 2020, porsi ekspansi kredit mikro telah mencapai 78,2 persen dan restrukturisasi hanya tinggal 21,8 persen. Bahkan pada akhir minggu ketiga Juni 2020, ekspansi total kredit kecil di BRI telah mencapai lebih dari Rp1 triliun per hari, ini sudah mendekati penyaluran kredit kecil pada masa normal. Sebagai informasi, BRI adalah bank penyalur terbesar KUR dengan pangsa 64 persen.

“Diharapkan kondisi tersebut akan terus berlanjut sehingga ekspansi kredit nasional dapat meningkat dan pemulihan ekonomi nasional dapat lebih cepat,” ujar Airlangga Hartarto.

Secara keseluruhan, realisasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 sampai dengan 31 Mei 2020 telah mencapai sebesar Rp538,82 triliun dengan baki debet sebesar Rp158,84 triliun diberikan kepada 20,5 juta debitur. Adapun tingkat Non Performing Loan (NPL) KUR sampai dengan 31 Mei 2020 tercatat masih di posisi terjaga yaitu sebesar 1,18 persen.

Sementara itu, penyaluran KUR selama Januari 2020 hingga 31 Mei 2020 mengalami sedikit perlambatan, dengan penyaluran sebesar Rp65,86 triliun kepada 1,9 juta debitur. Penyaluran tersebut sebesar 34,66 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp190 triliun.

Dikatakan, pembukaan kegiatan ekonomi juga telah mendorong sektor transportasi mulai menggeliat, seperti tercermin dari inflasi kelompok transportasi khususnya yang berasal dari tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, dan kendaraan roda dua online.

Menko Airlangga yang juga sebagai Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat meyakinkan pelaku ekonomi bahwa laju inflasi secara nasional bulan Juni 2020 masih relatif rendah dengan laju inflasi sebesar 0,18 (mtm), 1,96 (yoy) dan 1,09 persen (ytd). Dengan sinyal positif kegiatan ekonomi terkini dan laju inflasi yang terkendali diharapkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 lebih baik dari perkiraan Lembaga Internasional (IMF dan World Bank).

Dengan berbagai aktivitas ekonomi, kata Airlangga, kini sinyal positif mulai menguat seiring diberlakukannya New Normal dan beberapa kebijakan pemulihan ekonomi lainnya. Dengan demikian diharapkan kebijakan ini terus memberikan dampak bagi pengembangan UMKM, termasuk dalam hal penyaluran KUR. (Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *