JAKARTA – MARITIM : Kapal selam (Kasel) Nagapasa Class laksanakan undocking Selasa (21/7) tepat pukul 09.35. Dengan demikian selesai sudah proses pengerjaan Pemeliharaan Tingkat Menengah (Harmen). Kasel itu meninggalkan graving dock Irian PT PAL Indonesia (Persero) menuju home base-nya di Koarmada 2 TNI AL. Sebelumnya, kasel menjalani pemeliharaan dan maintenance selama 25 hari.
Pemeliharaan kasel meliputi level Harmen, sistem bangunan kapal, sistem pendorongan, sistem navigasi dan bahari, navigasi, sistem penginderaan serta sistem senjata. Pemeliharaan Kasel Nagapasa Class berbeda dengan pemeliharaan kapal-kapal permukaan, baik kombatan, maupun non kombatan. Pemeliharaan kapal selam selain memiliki kesulitan tersendiri juga menuntut ketelitian dan perlakuan khusus.
Saat diwawancarai, Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia (Persero), Rariya Budi Harta, mengatakan keberhasilan proyek pemeliharaan Kasel Nagapasa Class ini menunjukan kapabilitas PT PAL Indonesia (Persero) secara utuh. Terutama sebagai galangan yang memiliki kemampuan pembangunan dan pemeliharaan kasel.
Momen tersebut juga menjadi istimewa karena di saat yang bersamaan 3 unit kasel berada di PT PAL Indonesia (Persero). Satu yang baru saja selesai docking, kedua Kasel Alugoro yang dibangun di PT PAL Indonesia (Persero) masih dalam proses sea trial dan saat ini berada di dermaga kasel, ketiga KRI Cakra-401 yang sedang menjalani program overhaul di hangar Fasilitas Kapal Selam (Faskasel) PT PAL Indonesia (Persero).
Kasel merupakan salah satu Alutsista yang memiliki daya penggentar (deterrence) tinggi, memiliki karakteristik kerahasiaan yang tinggi, dapat beroperasi secara senyap, punya kapabilitas perang bawah dan permukaan hingga kemampuan penyusupan pasukan khusus di depan maupun belakang garis pertahanan musuh.
Untuk semakin memantapkan karakteristik tersebut, teknologi kapal selam pun berkembang seperti teknologi diesel elektrik yang semakin mengeliminasi kebisingan dan medan magnet. Sehingga sulit untuk dideteksi. Atas dasar itu kepemilikan kapal selam menjadi keniscayaan bagi satu negara, khususnya negara pantai dan kepulauan.
Absolute Deterrence Effect akan tercipta ketika sebuah negara tidak hanya mampu membeli armada kasel, namun juga memiliki kemampuan untuk membangun dan melaksanakan pemeliharaan secara mandiri. Melalui kemampuan penguasaan teknologi kapal selam, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu membangun dan melakukan pemeliharaan kapal selam. (Muhammad Raya)