JAKARTA, MARITIM: Di tengah badai pandemi Covid-19 tahun 2020 ini, PT Dewata Freightinternational Tbk ( DFI Logistics ) tetap optimis untuk menjalankan roda usaha dan meraih margin usaha yang realistis. Tahun ini perusahaan ditaksir mampu mencatat pendapatan Rp300 miliar lebih. Tahun 2019, Perseroan mencatatkan Pendapatan dan laba komprehensif masing-masing sebesar Rp. 144.400.863.183 dan Rp 977.683.483.
Direktur Utama PT DFI Logistics, Nofrisel mengatakan, sejumlah langkah strategis telah disiapkan. Antara lain, melakukan transformasi bisnis dengan menggarap layanan kargo halal (halal hub), cold chain, pergudangan (warehouse) dan pusat logitik berikat atau PLB. Selama ini bisnis perseroan fokus ke freight forwarding dan project logistic, namun sejak setahun terakhir telah diagendakan untuk melakukan pengembangan bisnis ke integrated logistics.
“Jadi transformasi bisnis ini merupakan agenda perusahaan dan kedepannya perseroan berharap memiliki keunggulan secara menyeluruh terintegrasi (Integrated Logistics) dan dapat menjadi salah satu Local Logistics Player yang memberikan kontribusi terhadap logistik di Indonesia,” ujar Nofrisel, usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahun [RUPST] 2019 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa [RUPS LB] PT DFI Logistics, di Jakarta, pada Rabu (5/8/2020). Penyelenggaraan RUPS dan RUPSLB PT DFI Logistics berpedoman protokol kesehatan Covid 19.
Dia mengungkapkan, transformasi bisnis perseroan itu diharapkan sudah bisa berjalan pada periode September atau Oktober tahun ini.
Menurutnya, penyediaan ekspansi bisnis betupa fasilitas Halal Hub oleh perseroan akan dilakukan di Jabodetabek, Cold Chain di Surabaya dan Jabodetabek, sedangkan fasilitas PLB di Medan yang berbasis e-Comerce atau aircargo.
Komisaris Utama Perseroan, Yukki N. Hanafi sebagai Pimpinan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun [RUPST] 2019 menyampaikan agenda rapat yakni; Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian, Laporan Direksi serta Laporan Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2019, dan Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, serta Penetapan Remunerasi dan/atau tunjangan lainnya untuk anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Adapun agenda Rapat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa [RUPS LB] perseroan meliputi; Pertama, Penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan terhadap maksud dan tujuan Perseroan serta kegiatan usaha Perseroan.
Kedua, Persetujuan Penyesuaian terhadap ketentun Pasal 17 Anggaran Dasar Perseroan tentang Rapat Umum Pemegang Saham dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/pojk.04/2020 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 15/2020”) dan pemberian kuasa serta wewenang kepada Direksi Perseroan untuk membuat penyesuaian tersebut dan menyatakannya kedalam akta Notaris mengenai Perubahan Anggaran Dasar Perseroan secara lengkap dan menyeluruh termasuk dengan segala perubahannya
Strategi bisnis
Nofrisel menyampaikan Perseroan telah mencapai pencapaian yang cukup baik, meskipun belum sesuai dengan apa yang direncanakan pada tahun 2019 karena dengan adanya pesta demokrasi serta perlambatan ekonomi global pada tahun 2019 berdampak kepada melambatnya kinerja Perseroan mengingat sebagian besar pelanggan Perseroan adalah Badan Usaha Milik Negara.
Perseroan melakukan berbagai upaya dalam mempertahankan dan peningkatan pendapatan, salah satunya dengan mengakuisi PT Samulos Harmoni Energi Perkasa (SHEP) sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas pengangkutan kargo dibidang pertambangan (Logistics Mining).
“Tentunya semua hal tersebut dilakukan Perseroan untuk kualitas kerja dan pelayanan untuk memberikan yang tebaik bagi pada stakeholders,” ucapnya.
Nofrisel, juga menyampaikan Perseroan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi memutuskan Penundaan atas rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD yang telah disetujui pada tanggal 14 Juni 2019.
Pembatalan ini dikarenakan Kondisi Pasar Modal dan harga saham Perseroan pada akhir tahun 2019 yang kurang baik serta dengan mempertimbangkan Pandemi Covid 19 yang belum selesai dan masih berlanjut saat ini yang sangat mempengaruhi harga saham Perseroan.
Lebih lanjut dikatakan Nofrisel, Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan strategi bisnis dan pengembangan dengan cara Efektif dan Efisien, Memelihara Pertumbuhan secara Organik, Mengembangkan usaha baru dalam koridor Logistik (Logistik Halal, PLB E-Commerce dan Cold Storage), Investasi aset dan pengembangannya untuk DFI dan anak usahanya, Kontrak Logistik, Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, serta Pertumbuhan An-Organik melalui Merger dan Akuisisi.
Nofrisel menjelaskan, melalui anak Usaha PT Dewata Makmur Bersama, Perseroan juga telah mendapatkan kontrak baru untuk PLTG 30MW di Batam Kep. Riau senilai USD 1,9 Juta dan PT Samulos Harmoni Energi Perkasa akan mengerjakan Mining Logistics untuk Andesit Contractor Project Ds. Tanjung Agung, Kab. Muaraenim, Prov. Sumatera Selatan.
Perseroan menyampaikan kontrak yang sudah ditandatangani sebesar Rp 75 Miliar dan semester kedua 2020 Perseroan akan mengejar kontrak baru senilai Rp 360 Miliar dan USD 860 Ribu dalam usaha untuk membuat Pendapatan Perseroan di masa mendatang lebih terukur.
Untuk mencapai kontrak tersebut Nofrisel, menyampaikan Perseroan perlu untuk memperluas kegiatan usaha dengan menambah ijin pergudangan dan ijin lainnya untuk itulah diadakan RUPSLB untuk meminta Persetujuan Pemegang Saham.
“Kami akan terus untuk mengembangkan pelayanan yang efisien, inovasi dan transparansi serta pelayanan yang berkualitas,” ucapnya. (Hbb)