JAKARTA, MARITIM: Bergerak di bidang usaha dengan menjual sesuatu yang bersifat intangible menjadikan PT. BKI harus pandai menentukan strategi dalam bisnisnya, salah satunya dengan memperhatikan betul nilai-nilai customer experience.
Sekper PT. BKI Iqbal Fikri mengatakan. sebagai penyedia jasa , BKI memperhatikan betul features and benefit yang merupakan poin penting untuk menunjang pengalaman konsumen (customer experience). Melihat ragam konsumen mulai dari institusi pemerintah hingga individu menjadikan manajemen BKI sadar akan pentingnya membangun customer experience karena pengalaman adalah tahap utama untuk merebut hati pelanggan.
“Penghimpunan feedback dari konsumen dengan cara yang kekinian dan efisien dan diikuti dengan tindak lanjut menjadi focus pelayanan terhadap pengguna jasa BKI,” kata Fikri dalam keterangan pers (16/8).
BKI berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang profesional bagi seluruh konsumen. Sebagai satu-satunya Badan Klasifikasi milik Indonesia yang kini mengembangkan sayapnya menjadi perusahaan dengan jasa TICS (Testing, Inspection, Certification, Statutory) semakin responsif terhadap kebutuhan konsumen serta intens dalam melakukan interaksi dengan konsumen. Konsumen setia BKI dapat menyalurkan feedback terhadap pelayanan jasa melalui surel bcr@bki.co.id #BUMNKerjaDariHati .
Rangkul Milenial
Di moment terpisah, lanjut Iqbal Fikri selaras dengan semangat Menteri BUMN Erick Thohir dalam mendorong tumbuhnya budaya inovasi dari generasi milenial, BKI terus pacu ide-ide kreatif dan segar dari para pegawainya. Usai berpartisipasi dalam Milennial Innovation Summit 2020, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) kembali wadahi ide inovasi kaum milenial BKI lewat acara NICElebration BKI 2020.
NICElebration BKI 2020 merupakan ajang dalam pencarian talenta-talenta BKI dalam mewujudkan Ide NICE (memiliki Nilai tambah, Inovatif, Cepat, dan Efisien), dimana nantinya ide inovasi ini akan dikembangkan dalam proses inkubator bisnis.
Terutama dalam menghadapi era vuca yang mendorong seluruh bisnis dilakukannya inovasi untuk bertahan; “Innovate or die,” ujar Direktur Utama BKI Rudiyanto. Yang dikutip Iqbal Fikri
Djjelaskan, sikap adaptif dalam menghadapi persaingan bisnis dengan berinovasi dan antusias dalam menggerakkan atau menghadapi perubahan sangat dibutuhkan dalam menghadapi era vuca; vuca ialah volatility, uncertainity, complexity, dan ambiguity. Secara umum, vuca berkaitan dengan cara orang melihat kondisi saat membuat keputusan, merencanakan, mengelola risiko, mendorong perubahan, dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, vuca dinilai dapat mendorong kapasitas sebuah perusahaan dalam menghadapi perubahan dinamis di dunia bisnis, terutama pada era transformasi digital seperti saat ini.(Hbb)