Mandiri Syariah, Luncurkan CWLS Kesempatan Bagi Pengembangan Ekonomi Aceh
JAKARTA – MARITIM : Direktur Distribution and Sales Mandiri Syariah Anton Sukarna, mengatakan PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), sambut baik inisiasi Dirjen Beacukai Aceh dalam mengembangkan ekonomi Aceh melalui penerbitan sukuk wakaf, dan sebagai sahabat transaksional dan spiritual nasabah, kami ingin memberikan kesempatan kepada para nasabah untuk bertransaksi sekaligus beramal dan berbagi melalui skema Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) atau sukuk wakaf.
Ini kata Anton, dalam perannya sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU), PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) meluncurkan CWLS. Sukuk wakaf merupakan investasi dana wakaf uang selamanya atau temporer (berjangka), melalui sukuk negara yang dikeluarkan Kementerian Keuangan RI untuk pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dalam kolaborasi dengan Bea Cukai Aceh, lanjutnya, Mandiri Syariah menjadi penyedia layanan penerimaan wakaf uang atau cash waqf melalui Mandiri Syariah Mobile dan platform Jadiberkah.id.
Dijelaskan, pada sukuk wakaf, *diskonto dan atau kupon sukuk tidak akan dimanfaatkan oleh wakif (investor) namun akan digunakan untuk kegiatan atau aktivitas sosial, kesehatan, dan ekonomi yang memberikan nilai manfaat kepada masyarakat yang membutuhkan* (mauquf ‘alaihi).
Dalam penerbitan CWLS sendiri, Mandiri Syariah berkolaborasi dengan Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) sebagai nazhir (penerima) wakaf sekaligus implementator dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Beacukai Propinsi Aceh sebagai inisiator program.
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Beacukai Propinsi Aceh Safuadi mengatakan, CWLS ditujukan untuk program pendayagunaan wakaf produktif melalui penguatan UMKM di provinsi Aceh. Diantaranya untuk program sentra ternak rakyat, program sentra hasil perikanan laut dan program subsidi tarif kargo (ekspor).
“Ekspor dari Aceh sangat high cost, biaya transportasi berkorelasi positif dengan biaya logistik, semua produk dan komoditas bernilai tinggi harus melalui penghubung lain di Indonesia, karena itulah pesawat kargo sangat dibutuhkan Aceh,” kata Safuadi. (Rabiatun)