PONOROGO-MARITIM: Ribuan warga berbondong-bondong menyaksikan pentas ludruk dan karnaval gergeran dengan lakon “Pendekar Tali Jagad” di lapangan Monumen Bantarangin, Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (19/6/2022) malam.
Selama 4 jam, ribuan warga antusias menonton lawakan Kirun, Kartolo dan para seniman se-Mataraman yang melakukan sosialisasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2018 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) dengan motto ‘Jangan Berangkat Sebelum Siap’.
Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi mengaku senang melihat antusiasme warga dan terhibur dengan Sosialisasi UU PPMI melalui media kesenian tradisional Ludruk yang sempat dua tahun terhenti akibat Covid-19. Ponorogo menjadi lokasi sosialisasi karena daerah yang terkenal dengan kesenian reog dan warok tersebut merupakan salah satu kantong PMI di Jawa Timur.
“Sungguh surprise melihat masyarakat di Ponorogo dan sekitarnya mengikuti sosialisasi UU PPMI yang dikemas melalui kesenian Ludruk ini,” kata Anwar Sanusi usai menyaksikan penampilan Kirun-Kartolo dkk.
Menurut Anwar Sanusi, pemerintah (Kemnaker) terus melakukan sosialisasi UU PPMI dengan berbagai cara, termasuk melalui kemasan kesenian tradisional ludruk yang dicintai masyarakat Jawa Timur. “Kemasan melalui ludruk ini agar warga di Ponorogo ini menerima informasi dengan baik, dan terkesan di ingatan bapak ibu sekalian,” ujarnya.
Anwar Sanusi meminta seluruh masyarakat, khususnya di Ponorogo, yang berniat untuk bekerja ke luar negeri, jangan mudah tergiur dengan iming-iming uang saku dan gaji besar. Masyarakat pun hendaknya memastikan bahwa proses penempatan dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki izin dari pemerintah dan dilakukan sesuai dengan prosedur.
“Untuk melihat izin perusahaan, dapat dilihat pada aplikasi jendela PMI di android, atau dapat bertanya kepada Dinas Ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota atau Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA),” kata Sekjen.
Sementara itu, seniman/pelawak Kirun memberikan apresiasi kepada pemerintah terutama Kemnaker yang telah mengajak atau melibatkan seniman tradisonal untuk berpartisipasi melakukan sosialisasi UU PPMI. Kirun meyakini melalui media ludruk, pesan yang disampaikan pemerintah akan lebih mencapai sasaran kepada masyarakat.
“Kami senang sosialisasi melalui ludruk ini efektif sekali. Kalau yang pidato pejabat, kadang-kadang program yang disampaikan tidak didengarkan, tapi kalau lewat seni tradisional seperti ini cepat ditangkap,” ujar Kirun seraya berharap masyarakat Ponorogo yang ingin jadi PMI bersikap hati-hati, tak mudah terbujuk iming-iming, tertipu dan lainnya.
Setelah Ponorogo, sosialisasi UU PPMI melalui kesenian tradisional ludruk direncanakan akan dilanjutkan di Kabupaten Blitar, Tulungagung, dan Malang. (Purwanto).