SURABAYA -MARITIM : Pabrik kapal andalan Indonesia, PT PAL yang bermarkas besar di Surabaya, Jawa Timur, saat ini tengan membangun konsep Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista), khususnya untuk matra laut, berupa kapal selam tanpa awak (autonomous). Alutsista ini ke depan nanti diharap akan menjadi pendukung pertahanan Indonesia, khususnya dari sisi bawah permukaan air.
Peralatan Ini disiapkan dan akan diproduksi oleh PT PAL, yang selama ini telah berhasil membangun sejumlah alutsista matra laut lainnya, seperti Kapal Tempur, Kapal Angkut Pasukan, Kapal Pratolii dan Kapal Rumah Sakit. Iqbal Fikri, Direktur Produksi PT PAL mengatakan di Surbaya: ”Kapal Rumah Sakit kami targetkan selesai Desember 2022 mendatang. Selain itu, saat ini kami juga tengah membangun konsep desain kapal selam autonomous,”.
Dikatakan pula, belum banyak negara kecuali Amerika Serikat dan Prancis yang melakukan mengembangkan jenis alutsista sejenis itu. Di antara yang sudah memiliki alutsista serupa adalah Amerika Serikat dan Prancis. Dalam pada itu, kini Indonesia menjadi salah satu negara, yang sudah memliki rancangannya. Karenanya hal Ini dinilai menjadi proyek yang sangat strategis.
Rencananya, kapal selam autonomous akan mengawal pertahanan kawasan Indonesia yang sulit untuk dijangkau kapal selam konvensional selama ini. Antara lain seperti kawasan perairan dengan kedalaman yang mencapai kedalaman di bawah 500 meter. Apalagi, pada saat ini Indonesia hanya baru memiliki 4 kapal selam konvensional.
Suku Cadang Lokal
”Selain untuk memenuhi keperluan kapal selam secara singkat, (autonomous) juga tak membutuhkan pengawakan secara langsung. Ini sangat potensial. Sebab banyak perairan laut yang harus kita amankan. Nantinya, kapal selam jenis ini akan memiliki visi utama untuk tugas-tugas patroli. Khususnya mengamankan daerah bawah permukaan dari kapal selam asing. Dengan didukung artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan), kapal ini akan patroli di wilayah tertentu dan mengirimkan informasi ke kapal di atas permukaan. Kapal selam tanpa awak ini akan berugas menghimpun data yang berhasil dikumpulkan” jelas Iqbal Fikri pula.
Menurutnya, pengembangan prototype akan dilakukan selama 3 tahun. Selanjutnya, PT PAL Indonesia akan memproduksi autonomous dalam jumlah banyak. Lebih jauh dikatakan: “Untuk langkah awal, kami akan lakukan serangkaian uji coba guna memastikan visi dan misi yang akan diselesaikan oleh kapal selam ini. Untuk itu, seluruh pengembangan dilakukan di Indonesia. Kami joint partner dengan negara lain, khususnya hanya untuk pengadaan sebagian peralatan yang jumlah itemnya tidak banyak, karena kami berencana akan lebih banyak menggunakan suku cadang yang diproduksi di dalam negeri Indonesia sendiri”.
Program PT PAL ini telah disampaikan Iqbal pada acara Seminar Nasional yang beberapa waktu lalu diselenggarakan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur. Seminar tersebut mengangkat tema Quo Vadis Ekonomi Pertahanan sebagai Tantangan Kondisi Global di Masa Depan, yang Iqbal menjadi salah satu pembicara dalam forum yang juga dihadiri oleh Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie dan Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC) Pratama Dahlian Persadha. ** Erick Arhadita