SURABAYA-MARITIM : Kampuh Welding Indonesia (KWI) kembali membukukan prestasi yang cukup gemilang pada 2022 dan 2023 mendatang ke Negeri Sakura — setelah sebelumnya sukses menempatkan para alumninya bekerja di beberapa industri besar di dalam negeri.
Pasalnya, KWI berkerjasama dengan 3 galangan kapal besar Jepang, seperti Kitanihon Shipyard, Oshima Shipyard dan Imabari Shipyard akan menerima tenaga trampil asal Indonesia. Bahkan, untuk galangan kapal Imabari Shipyard menyatakan, butuh 1.000 tenaga magang dari Indonesia secara bertahap.
“Seribu tenaga trampil asal Indonesia itu rencananya akan dikirim secara bertahap ke Imabari Shipyard dan 2 galangan kapal besar lainnya di Jepang. Yang pasti kansnya sangat besar,” kata Presiden Direktur Kampuh Welding Indonesia, Ir Moch Moenir didamping Direktur Kampuh Welding Indonesia, Ir Edhie Soedjatmiko, saat ditemui tabloidmaritim.com secara terpisah di ruang kerjanya masing-masing, Jumat (18/11), di Aula D Kampuh Academy, Jalan Raya Bringin 21, Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur.
Permintaan yang begitu besar, menurut Moenir, karena Jepang ingin mengganti para tenaga kerja dari China dan Vietnam. Dimana keberadaannya mulai dikurangi secara bertahap oleh Jepang karena masalah politik dan ekonomi.
Disebutkan, pengiriman tenaga trampil asal Indonesia itu menurut jadwal akan mulai dilakukan pada November 2022 ini hingga tahun depan, yang untuk galangan kapal Kitanihon Shipyard sebanyak 24 welder, Oshima Shipyard 9 welder dan 3 painting dan galangan kapal Imabari Shipyard sebanyak 30 welder.
Sementara untuk 1.000 tenaga trampil yang dibutuhkan, lanjut Moenir, nantinya akan dikirim tidak terbatas hanya pada tenaga welder dan painting saja. Tapi juga untuk kebutuhan ship building lainnya. Apalagi, saat ini di Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, industri perkapalannya sedang berproduksi cukup banyak.
“Dampak dari pengiriman tenaga trampil kita ke Jepang, nantinya berpeluang besar juga untuk Indonesia, apabila mereka kembali ke Tanah Air. Terutama untuk membangun industri perkapalan nasional atau memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan perekonomian nasional pada berbagai sektor,” urai Moenir, yang juga Wakil Ketua Umum DPP Iperindo Bidang Pengembangan SDM.
Masih tarik menarik
Sementara saat ditanya, Direktur Kampuh Welding Indonesia, Edhie Soedjatmiko, menyampaikan bahwa saat ini masih terjadi tarik menarik tenaga welder di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Masih terjadi tarik menarik tenaga welder dan itu bukan hanya terjadi di kita tapi juga di luar negeri. Saya tidak tahu sampai kapan ini akan selesai,” ucapnya.
Memang sangat disayangkan, penambahan armada kapal di Indonesia yang cukup besar, tidak diimbangi dengan lahirnya tenaga trampil pengelasan yang kompeten dan bersertifikat. Hal itu dapat terlihat jelas pada 2015, saat Presiden Jokowi meluncurkan program Tol Laut, lalu pemerintah memesan 200 kapal yang harus selesai sesuai kontrak kerja.
Keprihatinan sekaligus peluang itu direalisasikan Ir Moch Moenir, dengan mendirikan Kampuh Welding Inonesia pada 26 Mei 2015 di Surabaya dan duduk sebagai orang pertama di perusahaan tersebut, yang merupakan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS). Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) dan Sending Organization (SO) dalam bidang Teknologi Las yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) berstandar nasional dan internasional.
Sementara, dirinya juga pernah diminta oleh galangan kapal Jepang mengirimkan tenaga magang las saat aktif bekerja di PT PAL Indonesia (Persero).
Kampuh Welding Indonesia telah memperoleh Sertifikat Verifikasi sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk TUK LSP Las, TUK LSP PPT Migas, TUK LSP LMI dan TUK LSP Perkapalan. Disamping itu, juga menjadi TUK untuk Sertifikasi International IWS, ANB, IIW (Indonesia Welding Society-autorized body), International Institute of Welding Perancis, IACS untuk galangan kapal di dunia yang antara lain NKK (Jepang), L/R (Inggris), BV (Perancis) dan lain sebagainya.
Seiring perkembangan, KWI juga memiliki cabang di Cikarang, dengan nama Kampuh Welding Cikarang. KWI juga memiliki Laboratorium Uji Bahan yang dilengkapi alat terkomputerisasi dan modern.
Kampuh Welding Indonesia juga mengukir berbagai prestasi di berbagai lomba internasional seperti dari “ARC International Welding Competition China” tahun 2018 (Team Gold Price, Second Prize Kategori Proses SMAW, Second Prize Kategori Proses GMAW). Tahun 2019, First Prize Kategori Finish Product (Proses SMAW-FCAW-GMAW-GTAW, Second Prize Kategori Proses SMAW, Third Prize Kategori Proses GMAW). Tahun 2021, First Prize Kategori Proses SMAW, Excellent Prize Kategori Proses GMAW, Third Prize Kategori Proses GTAW, Second Prize Kategori Finish Product dan Bronze Price.
Edhie menjelaskan, Kampuh Welding Indonesia sejak berdiri hingga kini telah meluluskan total 5.888 orang, dimana dari Diklat 3 in 1 Pusdiklat Industri BPSDMI Kemenperin tahun 2015-2022 lulus terbanyak 3.442 orang. Diklat 3 in 1 BDI Surabaya tahun 2021 s/d 2022 lulus sebanyak 1.275 orang. Sementara Kampuh Welding Cikarang dibuka pada 2017 hingga kini telah meluluskan sebanyak 2.830 orang, yakni fasilitas Pusdiklat Industri BPSDMI Kemenperin tahun 2017 s/d 2022 sebanyak 1.758 lulusan dan BDI Jakarta tahun 2021 s/d 2022 sebanyak 705 lulusan.
Ke Jepang telah dikirim tenaga magang sejak 2017 s/d kini sebanyak 121 orang (103 tenaga welder, 14 painter dan 4 scaffolding). Sedangkan yang existing pengiriman pada 2017 s/d 2022 mencapai 67 orang, terdiri 63 tenaga welder, 3 painter dan 1 scaffolding. Mereka bekerja di Mes Group, Tsuneishi Shipyard, Kitanihon Shipyard, Oshima Shipyard, Daisho Seiki dan Mirae Shipyard.
Saat ini, fasilitas yang dimiliki KWI meliputi Workshop A Diklat Pengelasan (85 welding booth), Workshop B Laboratorium Uji Bahan, Workshop C Diklat Pengelasan (51 welding booth) dan unit produksi dan Workshop D Aula Kampuh Academy, Kantor LSP-Perkapalan, Kantor Perhimpunan Praktisi Perkapalan Indonesia.
Sudah 100 perusahaan nasional dan internasional yang melakukan kerja sama penempatan kerja industri dengan KWI. Termasuk galangan kapal, alat-alat berat dan industri konstruksi.
“Lembaga pelatihan ini dari awal berdiri hingga sekarang terus disupport penuh oleh pemerintah melalui BPSDMI Kemenperin,” tutup Edhie. (Muhammad Raya)