Rapimnas HIMKI 2023, Perkuat Soliditas Organisasi untuk Dukung Akselerasi Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional

JAKARTA-MARITIM Permintaan tetap tumbuh. Meskipun kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik, ternyata permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan pemasok utama China yang saat ini memimpin sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia.

Hal itu dikatakan Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, pada kesempatan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) HIMKI 2023, yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/6).

Read More

Menurutnya, data menunjukan pada kuartal I/2023 ekspor mebel dan kerajinan mengalami penurunan. Kami berharap dengan adanya pameran IFEX yang dilakukan pada Maret lalu bisa menahan penurunan ekspor tersebut pada kuartal selanjutnya. Dengan demikian, sebenarnya peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka yang disebabkan oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional.

Sampai saat ini, sambungnya, pasar AS dan Eropa adalah pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional. Meskipun demikian, kita harus terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru, apalagi jika kita memperhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional (AS dan Eropa), dimana kedua kawasan tersebut mengalami inflasi yang sangat besar. Untuk itu, untuk mengantisipasi jika situasi semakin memburuk, kita harus memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya.

Berbagai langkah kami bahas di Rapimnas ini mengingat industri mebel dan kerajinan adalah industri masa depan bagi Indonesia karena memiliki potensi pengembangan yang sangat besar, baik dari sisi bahan baku, sumber daya manusia, maupun serapan pasarnya.

Sobur menjelaskan, industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global, sebagai penghasil devisa negara serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan, dan didukung oleh sumber bahan baku yang cukup berupa kayu, rotan maupun bambu.

“Daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku alami yang melimpah dan berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal serta ditunjang oleh SDM yang kompeten,” urainya.

Sementara Sekjen HIMKI, Heru Prasetyo, menilai pada 16-17 Juni 2023, HIMKI mengadakan Rapimnas di Hotel Grand Mercure Solo, Jawa Tengah. Acara ini dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina, Dewan Pakar, serta Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan Badan Eksekutif baik Pusat maupun Daerah se-Indonesia.

Acara ini mengusung tema : “Perkuat Soliditas Organisasi untuk Mendukung Akselerasi Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional”. Rapimnas diadakan di Solo sebab kota ini memiliki potensi sangat besar di mana 60% dari pelaku UKM berada di wilayah Jawa Tengah.

Tujuan Rapimnas ini adalah melaksanakan amanat Anggaran Rumah Tangga (ART) HIMKI dan mengevaluasi Program Kerja HIMKI hasil rekomendasi Rakernas dan Rapimtas sebelumnya yang akan disesuaikan dengan prioritas kebutuhan dan kondisi aktual yang berkembang.

Amanat Organisasi

Salah satu amanat Garis-garis Besar Program Kerja HIMKI periode 2020-2023 yang harus dijalankan adalah “Membangun organisasi yang kuat, mandiri dan bersih”. Turunan dari amanat tersebut adalah “Konsolidasi berkala antara pengurus daerah dengan pengurus pusat untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja serta mengikuti perkembangan tren furnitur dan kerajinan dunia”.

Hal di atas menjadi sangat penting dan kontekstual dengan kondisi saat ini. Dalam perjalanannya, membangun organisasi yang besar dan kuat harus didukung oleh pelaku organisasi yang memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan roda organisasi baik pusat maupun daerah guna menjalankan visi, misi dan tujuan organisasi yang telah disepakati bersama.

Salah satu pondasi organisasi untuk menunjukan organisasi kuat dan memiliki bargaining position yang kuat dalam menentukan semua kebijakan terkait adalah dengan “Membangun hubungan kerja sama di tingkat internasional dan regional dengan berbagai lembaga/institusi yang terkait dengan kegiatan organisasi” seperti yang telah tersurat secara eksplisit dalam Garis-Garis Besar Program Kerja HIMKI 2020- 2023.

Untuk itu menjadi penting dilakukan konsolidasi berkala antara pengurus daerah dengan pengurus pusat guna monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja yang harus lebih aktual, fleksibel, adaptif dan implementatif.

“Implementasi dari program kerja yang telah disusun oleh masing-masing bidang tidak akan berjalan dan terealisasi tanpa didukung oleh pimpinan eksekutif dan staf serta tenaga ahli yang profesional untuk melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawab kerja dewan pengurus. Untuk merealisasikannya organisasi harus memiliki sumber pendanaan organisasi yang cukup. Untuk itu dalam rangka penguatan organisasi di segala dan merespon tantangan yang menjadi penggangu jalannya organisasi, maka DPP HIMKI akan melakukan Rapimnas hari ini,” ujar Heru.

Di samping hal-hal terkait dengan organisasi, Rapimnas akan membahas hal aktual terkait kondisi terakhir tentang situasi perekonomian global yang menyebabkan turunnya permintaan ekspor khususnya untuk produk furnitur dan kerajinan. (Muhammad Raya)

Related posts