JAKARTA-MARITIM : Para pemangku kepentingan program Aku Siap Ekspor 2.0 (ASE 2.0) memberi apresiasi yang tinggi dengan keberhasilan program tersebut. Sehingga program ini harus diteruskan, yaitu dengan adanya Program ASE 3.0. Para stakeholder Program ASE selanjutnya di antaranya Kemendag, Kemenperin, Kemenparekraf, HIMKI, dan Dekranas.
“Untuk menggalang dukungan lebih luas, HIMKI dan Kemendag mengajak Kemenkop-UKM untuk berperan serta dalam program tersebut. Untuk itu, kedua pihak berkunjung ke Kantor Kemenkop-UKM untuk memperkenalkan program ASE. Kunjungan diterima oleh Fixy, Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan UKM,” kata Sekretaris Jenderal HIMKI, Heru Prasetyo Sekjen HIMKI, di Jakarta, kemarin.
Pada kunjungan ini Kemendag diwakili oleh Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif dan tim, sementara HIMKI diwakili oleh Regina Kindangen, Veronika R Anggraini dan Syaiful Bahri.
Dalam sambutannya, Miftah Farid, menjelaskan bahwa Program ASE 1.0 dan 2.0 merupakan kolaborasi dari 3 Kementerian yaitu Kemendag, Kemenperin dan Kemenparekraf ditambah dari Dekranas dan HIMKI. Untuk ASE 3.0, Miftah mengajak Kemenkop UKM untuk ikut berkolaborasi dalam program tersebut. Gayung bersambut. Pihak Kemenkop UKM pun menyambut baik dan akan berpartisipasi pada program tersebut. Pihak Kemenkop UKM akan membuka permanen showroom di negara-negara hub seperti Singapura.
Pada kesempatan tersebut, HIMKI menjelaskan, tentang Program ASE 3.0. Dari penjelasan program ASE inilah kemudian dibahas berbagai kerja sama lain yang berkaitan dengan industri mebel dan kerajinan yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Melalui program ini diharapkan kinerja ekspornya kian meningkat, baik secara nilai maupun kualitas barang yang diekspor.
Program ASE, menurut Prasetyo, merupakan bentuk kolaborasi positif berbagai stakeholders untuk membekali para pelaku usaha dengan ilmu, pengalaman, dan pendampingan yang dibutuhkan untuk meningkatan daya saing produk ekspor. Para peserta wajib melibatkan pelaku usaha mikro di luar wilayah Jawa dan Bali sebagai mitra pemasok atau mitra mikro asuh untuk menciptakan efek berganda dan saling mendukung dalam mendorong ekspor.
Program ASE meliputi kegiatan workshop, webinar, pendampingan, diskusi, dan pameran. Para tenaga pelatih dan pendamping berasal dari pemangku kepentingan yang terlibat agar para pelaku usaha mempunyai pengetahuan dan wawasan serta kesiapan untuk dapat memasuki pasar ekspor.
Diharapkan, kata Prasetyo, dengan Program Aku Siap Ekspor khususnya pada pelaku IKM produk home decoration dan furnitur, dapat memperkuat kapasitas Indonesia dalam perdagangan internasional, sehingga dapat meningkatkan ekspor nasional. (Muhammad Raya)