Munas ke-3 HIMKI berakhir, Abdul Sobur Terpilih Jadi Ketua Umum HIMKI 2023-2026

Ketua Umum HIMKI terpilih periode 2023-2026 Abdul Sobur ☝️

JAKARTA-MARITIM : Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berakhir. Salah satu hasil keputusannya adalah Abdul Sobur terpilih sebagai Ketua Umum HIMKI periode 2023-2026, yang digelar di Hotel Holiday Inn Jakarta, Kamis (31/8).

Munas diadakan satu kali dalam tiga tahun. Tema Munad ke-3 adalah “Perkuat Soliditas dan Integritas Organisasi untuk Mendukung Akselerasi Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional”.

Read More

Abdul Sobur menyampaikan terima kasih kepada para peserta Munas yang mempercayakan dirinya memimpin HIMKI untuk tiga tahun ke depan.

“Perlu saya tegaskan di sini, bahwa Munas adalah sarana dan keputusan tertinggi yang dimiliki organisasi untuk menyusun Garis-garis Besar Program Kerja HIMKI ke depan. Munas adalah langkah paling strategis sebab di sinilah kita mengeluarkan sejumlah rekomendasi kebijakan yang akan diberikan ke pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan industri mebel dan kerajinan pada masa-masa yang akan datang. Apalagi pamerintah bersama-sama HIMKI telah menargetkan nilai ekspor sebesar US$5 miliar. Untuk itu kami perlu melakukan kerja sama secara sinergis, terutama pada saat ini di mana kondisi global tidak sedang baik-baik saja. Di sisi lain, para pesaing kita seperti Vietnam dan Malaysia juga semakin bergerak meninggalkan posisi kita dari sisi ekspor,” ungkap Sobur.

Maskur Zainuri, Pengurus HIMKI, Anggota Tim Formatur, menambahkan Munas ini sangat penting sebab merupakan sarana untuk mensolidkan semua komponen yang ada di HIMKI di mana sekarang sudah ada 16 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HIMKI, dan ada tambahan dua DPD di seluruh Indonesia dalam waktu dekat ini. Jadi ada 18 DPD.

“Kami juga mengkonsolidasikan potensi-potensi yang ada d luar Jawa sehingga terjadi pemerataan industri berbasis mebel dan kerajinan di semua wilayah Indonesia. Setelah Munas ini kita akan membuka perwakilan lagi di Sulawesi Selatan di mana saat ini baru ada perwakilan atau DPD HIMKI di Sulawesi Tengah, termasuk juga di wilayah Jawa yang luas di mana terdapat sentra-sentra industri mebel dan kerajinan, seperti di Banten dan wilayah Priangan Jawa Barat,” katanya.

Antonius Suhandoyo, Ketua DPD HIMKI Jepara Raya, menjelaskan Munas ini kita mengkonsolidasikan seluruh unsur yang ada di organisasi. Kami yang masih muda tentu masih membutuhkan arahan dan bimbingan para senior. Jadi jangan dilepas dulu. Kami bersyukur Bapak Sobur yang bersedia memimpin kembali HIMKI. Dengan contoh dari Bapak Sobur kami yang muda-muda ini mudah untuk mencontohnya.

Anton Dwinanto, Ketua DPD HIMKI Bandung dan Priangan, menyampaikan Munas ini juga ditegaskan mengenai komitmen HIMKI yang akan terus meningkatkan desain. Beberapa negara besar, seperti Italia memprioritaskan masalah ini. Secara SDM para desainer yang ada di HIMKI cukup banyak dan untuk ke depan akan kami tularkan ke para anggota yang membutuhkan. Kami juga bekerjasama dengan asosiasi-asosiasi desain. Pada sisi ini asosiasi-asosiasi desain juga ingin mengaplikasikannya kepada kami.

Sedangkan A. Kuswidiarso, Ketua DPD HIMKI Semarang Raya, mengungkapkan untuk dapat bersaing di pasar global, kami ingin menegaskan perlunya restrukturisasi permesinan untuk industri mebel dan kerajinan di mana saat ini sudah merupakan suatu keharusan. Dengan mesin-mesin terbaru inilah yang sangat membantu dalam produksi. Sekarang harga-harga mesin juga sudah terjangkau. Untuk yang UKM-UKM kami sangat membutuhkan bantuan pemerintah dan bantuan selama ini dari pemerintah sudah membantu industri mebel dan kerajinan.

Tetap optimis
Sobur menegaskan, Munas juga ditegaskan mengenai visi, misi dan tujuan HIMKI. HIMKI didirikan atas dasar kesamaan visi, misi dan tujuan di antara para anggotanya untuk bersama-sama memajukan industri mebel dan kerajinan nasional. Organisasi ini diharapkan menjadi institusi yang aspiratif dan akomodatif dengan semangat kesetaraan di antara sesama anggotanya.

HIMKI sebagai perhimpunan pelaku usaha di sektor industri permebelan dan kerajinan, dalam arti seluas-luasnya, menyadari tanggung jawabnya untuk membina dan mengembangkan kerja sama yang serasi, mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan ikut serta melaksanakan pembangunan nasional di bidang ekonomi.

HIMKI terus melakukan pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional, yang meliputi terjaminnya keberlangsungan supply bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional.

Bagi HIMKI, industri mebel dan kerajinan nasional adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi seperti saat ini dan menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja. Sebab sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh local content yang cukup besar.

HIMKI optimistis bahwa industri ini akan terus mengalami pertumbuhan. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN. Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini mestinya menjadi industri yang tangguh.

“Kami menyadari, saat ini kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik. Meskipun demikian, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan pemasok utama China yang saat ini memimpin sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia. Data menunjukan pada kuartal 1-2023 ekspor mebel dan kerajinan mengalami penurunan sekitar 6 persen. Kami berharap dengan adanya pameran IFEX yang dilakukan pada Maret lalu bisa menahan penurunan ekspor tersebut pada kuartal selanjutnya,” ujar Sobur.

Dengan demikian, sebenarnya peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka yang disebabkan oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional. Pasar AS dan Eropa adalah pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional.

“Kami terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru, apalagi jika kita memperhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional (AS dan Eropa), di mana kedua kawasan tersebut mengalami inflasi yang sangat besar. Untuk itu, antisipasinya jika situasi semakin memburuk, kita harus memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya,” urai Sobur. (Muhammad Raya)

Related posts