Bank Mandiri Ajak Pelaku Usaha Gencarkan Aksi untuk Ekonomi Berkelanjutan

Gelar MSF 2024, Bank Mandiri Ajak Pelaku Usaha Gencarkan Aksi Ekonomi Berkelanjutan

JAKARTA – MARITIM : Guna mewujudkan keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi, Bank Mandiri terus memperkuat komitmen mendorong implementasi prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).

Melalui Mandiri Institute merilis hasil riset dan penelitian teranyar bertajuk Sustainable Acts: Why Now, What’s Next?

Read More

Untuk mensosialisasikannya, Bank Mandiri, Kamis (7/12) menggelar event Mandiri Sustainability Forum (MSF) 2023, dihadiri para pengambil keputusan dari regulator, korporasi, asosiasi, lembaga internasional, nasabah serta stakeholder terkait, secara hybrid.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi berharap, riset ini dapat menjadi acuan terkait gambaran implementasi ESG di Indonesia. Sekaligus mengajak seluruh pihak, untuk menggencarkan aksi nyata untuk ekonomi berkelanjutan.

Sebab, penelitian ini dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai stakeholder, mulai dari korporasi baik listed maupun non-listed, investor, hingga fund manager.

“Event MSF kami selenggarakan untuk kedua kalinya, karena telah menjadi wadah diskusi yang tepat bagi para pebisnis, pemerintah, dan pelaku usaha lainnya,”kata Darmawan saat membuka MSF 2023 di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (7/12).

Ditambahkan, ini terkait potensi dan tantangan Environmental, Social and Governance (ESG) ke depan, baik di tingkat global maupun nasional, tentunya dalam konteks mendukung agenda nasional pencapaian NZE 2060.

Dalam kesempatan tersebut,Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, investasi terkait ESG kini telah dipersepsikan sebagai faktor utama dalam keberlanjutan bisnis, baik saat ini maupun masa depan.

Indikasinya, riset ini menunjukkan data penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab atau Principles for Responsible Investment (PRI) meningkat signifikan.

Hingga November 2023, terdapat 5.374 penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab. Selain itu, penerbitan surat utang global terkait ESG mencapai 1,5 triliun dolar AS di 2022, meningkat hampir 15 kali dibandingkan tahun 2015.

Dia menambahkan, hasil riset tersebut turut menyediakan perspektif baru tentang pandangan bisnis, investor, dan pengelola dana tentang ESG yang dapat menjadi masukan penting untuk perbaikan ke depan.

Salah satunya, hasil riset Mandiri Institute menemukan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan ESG terutama di pasar keuangan.

Tercermin dari masih minimnya diferensiasi produk ESG dan gaya pendanaan. Ini terjadi, karena masih rendahnya kesadaran terkait ESG termasuk masih banyak yang belum percaya bahwa ESG sebagai prioritas.

Merujuk hasil survei tersebut, ditemukan sebanyak 71 persen perusahaan terbuka meyakini praktik bisnis dengan prinsip ESG akan menjadi prioritas di masa depan.

Meski demikian, hanya 57 persen baru sadar akan target Nationally Determined Contributions (NDC) atau penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga tahun 2030.

“Untungnya, hampir seluruh responden telah mempertimbangkan untuk melakukan praktik bisnis ESG ke depannya,”tambah Andry.

Artinya, potensi bisnis berkelanjutan masih sangat terbuka dan Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk mengoptimalkan potensi tersebut.

Selain itu, report ini menekankan agar regulator dan pemangku kebijakan, semakin aktif mengkomunikasikan standarisasi pelaporan penerapan ESG di tanah air.

Sebab, laporan berkelanjutan menjadi sangat penting tidak hanya untuk perusahaan namun juga bagi investor, sekaligus menjadi acuan perbandingan kinerja berkelanjutan di seluruh perusahaan pada berbagai sektor.(Rabiatun)
Teks :Gelar MSF 2024, Bank Mandiri Ajak Pelaku Usaha Gencarkan Aksi Ekonomi Berkelanjutan

Related posts