JAKARTA-MARITIM : Perum Bulog menyatakan pihaknya mengalami beberapa kendala sehingga penyerapan gabah dan beras dari dalam negeri tidak sesuai seperti yang diharapkan.
“Sampai saat ini, Perum Bulog menyampaikan bahwa penyerapan gabah dari dalam negeri baru mencapai 633 ribu setara gabah atau beras 329 ribu ton sepanjang tahun ini,” ungkap Dirut Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, saat Halal Bihalal Perum Bulog dengan Forum Wartawan Bulog (Forwabul), di Jakarta, kemarin.
Menurut Bayu, minimnya penyerapan gabah dari dalam negeri tersebut, karena adanya beberapa kendala di lapangan yang tengah dihadapi oleh Perum Bulog.
Pertama, sebutnya, kendala soal pendeknya periode panen raya. Sehingga stok beras di petani menumpuk dan mengantri untuk masuk ke penggilingan. Sedangkan jumlah pengering gabah milik Perum Bulog maupun swasta sangat terbatas jumlahnya.
“Jadi, barangnya banyak, tapi waktu panennya pendek. Sehingga bisa dibayangkan, petani berebutan untuk masuk ke pengeringan, baik yang dimiliki oleh Perum Bulog maupun kepunyaan swasta,” usai Bayu.
Faktor kedua, lanjutnya, karena ketersediaan pupuk juga terbatas. Sehingga sampai dengan sepanjang tahun ini kualitas beras petani juga menurun.
“Akibatnya, Perum Bulog tidak dapat menyerap beras petani secara maksimal, di mana kami harus menjalankan aturan pembelian sesuai standar beras yang ditetapkan oleh pemerintah. Seperti kandungan kadar air, kadar pecah dan lain sebagainya,” jelas Bayu.
Apabila soalnya menyangkut kadar air, sambungnya, pihaknya harus disiplin menjalankan aturan pemerintah. Namun kalau itu menyangkut persyaratan lainnya, Perum Bulog masih bisa membantu dengan memberikan solusi lainnya kepada petani.
Bayu menyatakan, sampai saat ini pihaknya secara total telah menguasai Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1.457.000 ton. (Muhammad Raya)