TOKYO-MARITIM: Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah membuka peluang baru bagi tenaga kerja Indonesia untuk berkarier di Jepang melalui acara ‘Business Matching Indonesia-Jepang’. Dalam sambutan virtualnya, Menaker Ida menekankan pentingnya sinergi antara kedua negara dalam memanfaatkan bonus demografi Indonesia dan menghadapi tantangan aging population (populasi menua) di Jepang.
Menaker Ida menyampaikan optimismenya terhadap potensi kerja sama yang diinisiasi melalui acara ini.
“Indonesia memiliki sumber daya manusia yang siap bersaing, sementara Jepang membutuhkan tenaga kerja berkualitas. Saya berharap ‘Business Matching’ ini bisa membuka lebih banyak pintu bagi SDM Indonesia untuk magang atau bekerja di Jepang,” ujar Ida Fauziyah menegaskan tujuan utama dari kegiatan tersebut, Tokyo, Rabu (4/9/2024).
Acara ini bukan hanya sekadar forum diskusi, melainkan juga menjadi platform konkret bagi 64 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan 68 Sending Organization (SO) untuk menjalin kerja sama yang lebih solid dengan Employment Service Placement Provider (EPSP)/perusahaan/Accepting Organization yang berada di Jepang. Pertemuan ini diharapkan mampu menghubungkan kebutuhan tenaga kerja Jepang dengan potensi yang dimiliki Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi yang hadir langsung dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya kompetensi sebagai bentuk pelindungan utama bagi pekerja migran Indonesia.
“Melalui Sistem Informasi Pasar Kerja yang kami kembangkan, kami memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan di Jepang memiliki keterampilan dan sertifikasi yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar global,” tegasnya.
Lebih lanjut, Anwar menjelaskan bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi, sementara Jepang menghadapi aging population.
“Dua kepentingan ini bertemu untuk membangun kerja sama yang akan menjaga pertumbuhan ekonomi kedua negara sebagai bagian dari G-20. Oleh karena itu, kami berpesan kepada 132 rekan-rekan kami dari SO dan P3MI untuk mempersiapkan SDM sesuai dengan kebutuhan Jepang, terutama dalam keterampilan teknis, bahasa, dan budaya Jepang,” katanya.
Anwar juga menyebutkan bahwa pemerintah Jepang telah mengumumkan kebutuhan lebih dari 480.000 tenaga kerja asing.
“Kita memiliki target untuk menempatkan 100.000 tenaga kerja Indonesia melalui skema magang atau Specified Skilled Worker (SSW) dalam 5 tahun ke depan. Ini adalah kesempatan emas bagi anak-anak muda Indonesia untuk belajar dan bekerja di Jepang, dan diharapkan mereka dapat kembali ke tanah air dengan kompetensi yang lebih baik,” lanjutnya.
‘Business Matching’ ini sudah digelar selama tiga tahun berturut-turut dan diharapkan tahun depan dapat digelar dengan peserta yang lebih besar. Dengan kolaborasi yang terjalin, diharapkan akan tercipta lebih banyak peluang bagi tenaga kerja Indonesia untuk berkembang di Jepang, sekaligus memperkuat hubungan bilateral kedua negara. (Purwanto).