Menhub: Arus Balik Lebih Rentan, Siapkan Antisipasi !

Tampilan mengular arus mudik Lebaran 1440 H/2019 M
Tampilan mengular arus mudik Lebaran 1440 H/2019 M

JAKARTA – MARITIM : Arus mudik Angkutan Lebaran 1440 H/2019 M sudah berjalan dengan berbagai kebijakan yang diprediksi akan mampu memperlancar lalulintas. Namun, setelah itu masih akan tersisa arus balik yang juga perlu mendapat perhatian ekstra, serta persiapan yang tak kalah rumit, karenanya juga perlu pemikiran yang cukup matang.

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan memprediksi, puncak arus balik akan berlangsung pendek, hanya dalam 4 hari mulai 7 Juni 2019 hingga 10 Juni 2019. Memberi penjelasan kepada awak media beberapa hari lalu, Menhub mengatakan: “Mengatur arus mudik sudah cukup repot, dan akan lebih repot lagi mengatur arus balik yang waktunya hanya empat hari. Padahal, dalam hakekatnya mereka yang telah usai bersilaturahmi dengan sanak famili di kampung halaman, ketika kembali ke kota-kota tempatnya bekerja, tak seantusias kalau dibanding dengan waktu berangkat”.

Menurut perkiraan Menhub, pemudik pengguna angkutan pribadi di seluruh Indonesia mencapai 28 juta orang, sedang pengguna angkutan umum dapat mencapai 25 juta orang.

Dengan tingginya pertumbuhan angkutan pribadi, akan jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk mengurangi penggunak angkutan pribadi. Jumlah pemudik ini akan kembali ke Jakarta dalam waktu yang relatif bersamaan, namun tetap memerlukan antisipasi yang tepat, agar tak menimbulkan masalah ikutan.

Terkait dengan “ritual” tahunan arus mudik/balik ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menuturkan, pemudik sepeda motor akan menjadi pemudik yang berpotensi mengalami kecelakaan paling tinggi terutama saat arus balik. Meskipun sejumlah antisipasi melalui mudik gratis multimoda oleh pemerintah melalui darat laut udara jumlah pemudik pengguna sepeda motor diprediksi tetap mendekati 1 juta orang atau minimal akan ada 500.000 sepeda motor yang melakukan mudik. Ujarnya: “Ini rentan berpotensi besar terhadap  kecelakaan lalu-lintas. Saat mudik biasanya para pemotor, belum merasa capek, disebabkan saat berangkat masih dipicu semangat tinggi bertemu keluarga. Tetapi pada saat harus kembali, maka kelelahan fisik dan mental mulai terjadi. Karenanya, kami

mengantisipasi arus balik sepeda motor tersebut melalui kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperbanyak rest area di jalur alternatif dan pantai utara (pantura)”.

Untuk itu, jembatan timbang sepanjang Jawa akan ditutup dan difungsikan sebagai rest area atau tempat istirahat khusus pemudik terutama pengguna sepeda motor. Imbuhnya: “Kami sudah memberlakukan posko nasional. Saya minta setiap saat memperbaharui data. Selain itu, rampcheck darat sudah mencapai 85% masih ada waktu masih berjalan. Semua pengemudi bus baik pariwisata reguler akan dites. Pascalebaran pada 5 Juni–6 Juli 2019, kami akan fokus lakukan penjagaan di lokasi wisata, guna menjaga keselamatan pemudik”.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub Sugihardjo memprediksi, pengguna angkutan umum di semua moda angkutan akan berjulah sekitar 22,3 juta orang, dan pada pengguna kendaraan pribadi terutama roda empat mencapai 399.962 mobil melalui Trans-Jawa. Sementara itu, sebanyak 119.883 mobil melalui jalur alternatif, 273.418 mobil jalur pantai utara, 88.335 mobil ke arah Sumatera, 84.830 mobil melalui jalur pantai selatan, serta 33.651 mobil melalui lintas tengah Jawa.

Mengantisipasi arus balik tersebut, pada puncak arus balik ada pemberlakuan jalur satu arah di Tol Trans Jawa dari KM 263 Brebes Barat Jawa Tengah hingga KM 70 Cikampek Utama Jawa Barat.

Terkait fenomena tersebut Sugihardjo Kepala Badan Penelitian & Pengembangan Kemenhub menjelaskan: “Akibat terjadinya arus balik yang justru lebih tinggi, pada saat mudik tersebar balik pada hari-hari tanggal 7, 8, 9,10 Juni 2019 dengan periode jam 14.00 hingga 22.00 WIB. Terobosan kedua pemindahan GT cikarang utama jadi tiga tempat meliputi Cikarang Utama, Kalihurip dan Cikarang Utama”.

Diprediksi, jumlah mobil yang melalui Cikarang Utama akan berkurang dari kisaran 123.000 unit mobil saat puncak, menjadi berkisar hanya 76.000 mobil. (Mrt/2701)

 

 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *