SURABAYA – MARITIM : Seusai Hari Raya Lebaran berakhir, seiring dengan karakteristik Jatim sebagai salah satu sentra ekonomi, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan Provinsi Jatim bakal mengalami net inflow. Yudi Harimukti Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, mengatakan seperti kondisi Lebaran tahun-tahun sebelumnya, Jatim selalu mengalami net inflow atau lebih banyak uang kas yang masuk dari pada kas yang keluar, bahkan secara tahunan pun Jatim selalu mengalami net inflow.
- “Hal tersebut terjadi karena memang Jatim merupakan sentra ekonomi, tempatnya para pengusaha. Di sini juga banyak eksportir, serta banyak pegawai di luar Jawa yang kirimkan uangnya ke rekeningnya di Jatim sebagai tempat asalnya, termasuk juga orang luar Jatim yang sering belanja barang di Jatim” ungkapnya di sela-sela Halal Bihalal di Rumah Dinas Kepala Perwakilan BI Jatim.
Menurut Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, selama Ramadhan dan Lebaran, umumnya banyak uang beredar alias terjadi net outflow (kas keluar lebih banyak dari pada kas yang masuk). Tetapi setelah Lebaran berakhir atau pada Juni ini uang yang selama ini beredar di masyarakat akan kembali disetor ke perbankan.
Berdasar data BI Jatim, pada periode Ramadhan tahun lalu (Mei 2018), Jatim mengalami nett outflow sebesar Rp.4,6 triliun, yakni tercatat ada arus uang keluar (cash outflow) sebesar Rp.8 triliun, sedangkan arus uang yang masuk (cash inflow) hanya Rp.3,4 triliun.
Sedangk pada Juni 2018 atau saat memasuki momen Lebaran, tercatat Rp.7,2 triliun arus kas keluar dan Rp.8,1 triliun arus kas masuk, hingga Jatim mengalami nett inflow sebesar Rp.9 miliar. Selanjutnya, pasca Lebaran atau Juli 2018 tercatat terdapat R.p2,5 triliun arus uang keluar , dan Rp.6,7 triliun arus uang yang masuk hingga Jatim mengalami net inflow pada Juli 2018 sebesar Rp4,2 triliun.
Sementara, mengacu data BI per 20 Mei 2019, untuk momen Ramadhan tahun ini tercatat adanya Rp.4,48 triliun arus uang yang keluar, sedang arus yang masuk hanya Rp.2,5 triliun sehingga Jatim mengalami net outflow Rp.1,98 triliun. Ujar Yudi; “Kami perkirakan Juni dan Juli nanti ini akan mengalami net inflow karena uang yang kemarin beredar sudah mulai disetor ke bank-bank. Dan perputaran uang selama puasa dan Lebaran ini kelihatannya tidak jauh dari prediksi kami sebelumnya, yaitu berkisar sekitar Rp.33 triliunan. Tetapi berapa realisasinya, nelum kami cek”.
Dalam pada itu, Difi Ahmad Johansyah Kepala Perwakilan BI Jatim, menambahkan bahwa perputaran uang di Jatim pada Lebaran tahun ini jauh lebih tinggi, karena dipengaruhi oleh adanya infrastruktur jalan tol baru yang telah mengkoneksikan banyak daerah. Dicontohkan, sebagai dampak adanya akses tol Surabaya – Singosari, atau Probolinggo – Singosari. Daerah tujuan wisata Batu pada libur Lebaran terlihat banyak kendaraan dari luar daerah. Jelasnya: “Kalau kita amati, tahun ini jalan tol kan nyambung semua, hingga beberapa tempat makin ramai. Ketika saat itu saya ke Batu, sangat banyak plat mobil yang berasal dari berbagai daerah. Ini fenomena baru, yang membutuhkan ekstra pelayanan dari kami”.
Menurut Difi , aktivitas transkasi non tunai selama libur Lebaran juga cukup lancar, terutama transaksi di jalan tol. Hal ini dapat diniuolai sebagai indfikator bahwa kini masyarakat lebih mengerti dan paham untuk mengisi top up e-toll sesuai kebutuhannya. Pungkas Kepala Perwakilan BI Jatim: “Alhamdulillah, bila dibanding tahun lalu, non tunai juga lancar karena masyarakat makin memahami, misalnya jalan tol mereka harus cek dulu besaran saldonya hingga tak bingung kehabisan saldo, karena terdapat beberapa tol yang secara total besaran tarifnya sampai Rp.300.000”. (Ayu/Sub/Maritim)