SEBAGAI upaya pemenuhan kebutuhan daging untuk Ibukota Negara, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur(Pemprv NTT) beberapa waktu lalu telah mengirim 14.000 ekor sapi ke DKI Jakarta. Dalam kaitan ini, Dani Suhadi Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) NTT menjelaskan: “Terhitung sejak bulan Januari2017 hingga saat ini sudah dikirim 14.000 ekor sapi ke DKI Jakarta sebagai bagian dari implementasi kerja sama pengiriman sapi ke ibu kota Negara itu, Pengriman dengan memanfaatkkan kapal pengangkut sapi yang diberikan pemerintah melalui Kemenhub untuk distribusi sapi ke wilayah itu, berjalan sangat lancar”
Menurut Dani, dengan diangkut menggunakan ‘kapalsapi’ itu, maka harga sapi yang dijual menjadi proporsional, mengingat ongkos armada angkutan sudah tidak lagi menjadi beban pemilik sapi.Cara itu dapat menekan ongkos pengiriman sapi dari Indonesia timur khususnya NTT ke Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta. Dengan menggunakan kapal sapi yang mampu mengangkut hingga kapasitas 500 ekor itu, Pemerintah NTT bias dengan mudah mengirim sapi dalam jumlah besar.
“Dalam dua bulan terakhir saja, sudah dilakukan 11 kali rotasi pengiriman sapi ke DKI dengan total 5.500 ekor. Kalau dalam sekali pengiriman dicapai 500 ekorsapi, maka dalam waktu singkat kebutuhan ternak menjelang lebaran sudah akan dapat dipenuhi” imbuh Kadisnak Provinsi NTT.
Dalam hal pengiriman sapi ke daerah lain seperti Kalimantan,juga sudah dilakukan, tetapi masih terbatas sesuai kebijakan Pemrov NTT yang untuk tahun 2016 menetapkan kuota pengatarpulauan sapi sebanyak 56.250 ekor, demi menjaga stabilitas stok sapi di daerah berbasis kepulauan ini.
Menurutnya, dalam kondisi permintaan sapi yang tinggi menjelang Idulfitri, Pemprov DKI dan pemerintah daerah lain di Kalimantan juga meminta tambahan. Dilihat dari aspek niaga, jumlah pasokan itu akan sangat menguntungkan bagi para peternak di NTT. Namun dengan melihat kondisi stok dan populasi yang tersedia di daerah NTT maka Pemprov akan tetap membatasi pengiriman sapi. Kendati demikian diakui bahwa secara mobilitas dan perkembangan populasi, terjadi peningkatan sentra sapi lokal di NTT yang dulu hanya berada di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS), tetapi saat ini mengalami perkembangan hingga menjangkau beberapa daerah di PulauFlores. Selain Kabupaten Kupang dan TTS, sentra pembibitan sapi juga sudah ada di Timor Tengah Utara (TTU), Belu, dan Kabupaten Malak, serta di Kabupaten Rote Ndao. Sedang di Pulau Flores sudah ada di sekitar Ngada dan Nagekeo serta Kabupaten Ende.
Dani Suhadi menyebutkan populasi sapi di NTT masih berada pada angka normal, dan hingga akhir tahun lalu berada pada angka populasi 902.326 ekor yang tersebar hampir di seluruh sentra produksi sapi di NTT. Jelasnya: “Tiap enam bulan sekali kami lakukan pembaharuan data terkait populas isapi di daerah ini.Kepada para peternak kami terus memacu produktivitas hasil peternaknnya, agar bias menjadi terdepan dalam hasil dan akhirnya menjadi pemasok utama sapi nasional untuk pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional”. ***(ERICK A.M.).