Kinerja Keuangan BCA Syariah Tetap Positif Ditengah Hempasan Tekanan Ekonomo Global

Presiden PT BCA Syariah, John Kosasih (paling kanan) dan para direksi optimis mampu lewati krisis ekonomi dengan kinerja positif
Presiden PT BCA Syariah, John Kosasih (paling kanan) dan para direksi optimis mampu lewati krisis ekonomi dengan kinerja positif

JAKARTA — MARITIM : Pers8nwfaingan bisnis semakin kompetitif dengan berbagai komplekasi, yang menyerbu pasar jasa keuangan sejak awal tahun 2019, meski diakui berpengaruh . Tapi PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) tetap memperlihatkan kemampuannya mengelola bisnis industri perbankan syariah dengan mempertahankan kinerja keuangannya, yang meningkat disemua sektor sehingga menghasilkan laba Rp83,3 miliar, meningkat 15,1 persen Dari Rp72 miliar pada 2018.

Bicara tentang laba Presiden BCA Syariah, John Kosasi dalam media update pemaparan kinerja BCA Syariah, Selasa (18/2) di Kantor Pusat BCA Syariah mengaku, pada triwulan pertains 2020 perusahaan mengalami tantangan berarung akibat berbagai faktor baik lokal maupun global. Disatu sisi secara siklus kinerja memang melambat. Namun kondisi yang tidak kondusif ini, tidak menyurutkan perusahaan memacu kinerja. Bahkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), pihaknys optimis mampu memperoleh hasil yang positif. Penyaluran pembiayaan misalnya, yang melambat diawal tahun akan meningkat ditriwulan berikutnya.

Sehingga meski perlambatan pembiayaan yang lebih mengalami diawal tahun ini, namun menurut John, BCA Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan pada 2020 sekitar 10-12 persen. Penyaluran pembiayaan ini masih didominssi oleh sekmen komersial sebagai corbisnis dengan porsi 60-80 persen juga usaha level menengah (UKM). Tentu saja segmen ritel akan terus digenjot, dan diestimasikan pertumbuhannya bisa meningkat pada 2020 ini.

Dengan demikian kata John, pertumbuhan bisnis BCA Syariah pada pertengahan tahun ini, tetap tumbih dua digit secara tahunan. Caranya, pihak management akan menyesuaikan perolehan Dana pihak ketiga (DPK), dengan pembiayaan yang disalurkan, seperti yang terlihat dari laporan akhir 2019, DPK dan pembiayaan yang disalurkan perusahaan perbedaannya tidak terlalu jomplang.

“Optimisme tersebut lebih diperkuat dengan kucuran modal dari indulge (BCA) Rp1triliun pada akhir tahun 2019 baru lalu “tutur John seraya menambahkan dengan penambahan modal ini kami optimis program produk yang ditawarkan kepada nasabah lebih fleksibel.

Lebih jauh tentang kinerja John menjelaskan, pihaknya akan berusaha meningkatkan, minimal mempertahankan capaian yang sudah diperoleh perusahaan. Maksudnya, pihak manajemen juga mempertimbangkan kondisi ekononi, yang masih fluktuatif sejak beberapa tahun belakangan ini. Bahkan semakin diperparah dengan munculnya virus corona yang mewabah diawal tahun 2020 ini.

“Masih ada hal yang cukup penting, yaitu bagaimana menjaga pembiayaan bermasalah (NPF), melalui penyaluran yang prudent agar tidak beranjak keangka satu persen, dan Resiko pembiayaan dibawsh 10 persen, ” kata John. (Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *