Politeknik AUP Harus Mampu Cetak SDM Unggul untuk Dorong Program KKP

JAKARTA – MARITIM : Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP), yang jadi organ penting Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), harus fokus cetak SDM unggul. Melakukan kajian, diseminasi, publikasi ilmiah dan penelitian-penelitian untuk mendukung keberhasilan program KKP.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP, Sjarief Widjaja, mewakili Menteri K, Edhy Prabowo, saat membuka seminar nasional dalam rangka Dies Natalis ke-58 Politeknik AUP bertema “Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Bangsa” secara daring, di Jakarta, Senin (7/9).

Read More

Menurutnya, para peneliti di berbagai kampus dan lembaga hendaknya berkolaborasi, dengan banyak ide dan gagasan mengatasi berbagai persoalan di perikanan. Sehingga dari sana para peneliti dapat menjahit dalam satu benang merah melahirkan kebijakan yang efektif.

Dengan seminar ini, harapnya, dapat tersusun suatu rumusan dan langkah aksi nyata mendukung kebijakan-kebijakan KKP. Yakni berkontribusi pada perekonomian negara, penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.

“Presiden Joko Widodo berpesan khusus kepada Menteri Edhy untuk meningkatkan komunikasi dengan para stakeholder perikanan dan perikanan budidaya. Mendengarkan keluh kesah yang dihadapi para pembudidaya sebagai bentuk pemerintah hadir terutama di masa sulit pandemi Covid-19,” ujar Sjarief.

Terobosan lainnya, Percepatan Pengurusan Perizinan melalui Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (SILAT), bantuan sarana dan prasarana bagi para nelayan dan pembudidaya ikan. Lalu pengolah dan pemasar hingga Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia melalui Gebyar Pasar Laut Indonesia pada 1-15 Oktober 2020.

Pengembangan usaha garam rakyat, akses permodalan melalui BLU-LPMUKP, pembinaan dan pendampingan kelompok usaha kelautan dan perikanan melalui 2.584 tenaga penyuluh perikanan ASN dan 2.035 tenaga Penyuluh Perikanan Bantu. Kemudian pengembangan inovasi hasil riset KP, di antaranya Nelayan Pintar, Wakatobi AIS dan aplikasi Laut Nusantara.

Pada perikanan budidaya dilakukan program unggulan berupa pengembangan Model Klaster Budidaya Udang dan Model Millenial’s Shrimp Farm (MSF) berteknologi kolam bundar berbasis industri 4.0.

Dengan diseminasi inovasi itu, tambak udang vaname di lahan 1 hektare mampu menghasilkan 40 ton per tahun, dari sebelumnya hanya dibawah 1 ton per tahun. Produktivitas 40 ton per tahun itu nilainya mencapai US$20 miliar untuk asumsi US$5 per kg.

KKP juga menargetkan luasan budidaya tambak 100.000 hektare hingga 2024 melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi dan mengembangkan tambak udang milenial yang ramah lingkungan dan keberlanjutan usaha. Sehingga target peningkatan produksi udang 250% dalam 5 tahun bisa tercapai.

Sementara Direktur Politeknik AUP, Ilham, menyampaikan pada acara ini digelar pula produk UMKM KP bagi masyarakat. Khususnya pelaku usaha yang sukses dalam masa pandemi Covid-19.

Seminar nasional dan diseminasi teknologi KP ini diikuti 1.000 peserta dengan narasumber Dirjen PSDKP KKP Tb Haeru Rahayu, Kepala Pusat Pendidikan KKP Bambang Suprakto, Conservation International Ateng Supriatna dan Ketua Dewan Pengawas Masyarakat Iktiologi Indonesia Sulistiono. (Muhammad Raya)

 

Related posts