Ditengah Pandemi Covid-19, BNI Syariah Optimis Kembangkan Pasar Halal Lifestyle

JAKARTA – MARITIM : Mempertahan market share ditengah pandemi covid-19, diperlukan berbagai strategi beradaptasi dengan peluang baru sesuai kebutuhan konsumen. Berpulang pada kondisi yang ada BNI Syariah memanfaatkan, ekosistem produknya yang sudah ada untuk penguatan market share, diantaranya industri halal.

Ekosistem Industri Halal yang dikembangkan BNI Syariah dimasa pandemi covid-19, menurut Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, ini menjadi peluang ditengah kondisi yang menantang.”Ini peluang baru yang memerlukan adaptasi, bagi perbankan syariah,” kata Dirut Abdullah Firman Wibowo, saat membuka Media Workshop Literasi dan Inklusi Perbankan Syariah, dengan tema “Bank Syariah dan Trend Halal Lifestyle di Indonesia”, Selasa (29/9).

Read More

Kenapa BNI Syariah tekun mengembangkan produk Halal Lifestyle? Menurut Firman, potensi dan peluangnya sangat besar, dilihat dari populasi yang 87 persen muslim, menjadikan produk halal punya pasar yang potensial.”Untuk produk lifestyle halal di Indonesia memiliki daya beli sekitar Rp3.000 triliun, yang mana potensi ini belum sepenuhnya dioptimalkan,”tutur Firman.

Hanya saja ia menyayangkan, potensi sebesar itu masih menempat pasar halal lifestyle masih sebagai konsumen belum produsen. Keberadaan ini perlu langkah-langkah akseleratif, diantaranya memanfaatkan teknologi digitalisasi.

Peluang ini lanjutnya, memerlukan peranan aktif dari perbankan syariah. Ini tidak disia-siakan BNI Syariah, yang ditengah lesunya ekonomi akibat covid-19, menangkap peluang tersebut menjadikan dengan menjadikan produk lifestyle halal Indonesia, menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Untuk itu, BNI Syariah berkolaborasi dengan Tokopedia Salam.

Firman mengatakan, kerjasama ini dari sisi ekosistem, akan mendukung industri halal, dengan berbagai portofolio untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.

“Ini merupakan komitmen kami sebagai industri perbankan syariah, untuk mengembangkan ekonomi syariah melalui ekosistem halal,” jelas Firman.

Berbicara tentang perbankan syariah, Firman menjelaskan, potensinya masih sangat besar sesuai data OJK 6,13 persen, juga aset tumbuh 9,22 persen lebih tinggi dari perbankan konvensional yang 4,9 persen. Dari data tersebut, menunjukan bahwa ditengah pandemi covid-19 perbankan syariah masih tumbuh positif.

Hadir sebagai narasumber Wahyu Avianto (Direktur Keuangan dan Operasional Bank BNI Syariah),Sutan Emir Hidayat (Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNEKS) dan Head of Tokopedia Salam Garri Juanda. (Rabiatun)

Related posts