JAKARTA — MARITIM: Asuransi merupakan sektor bisnis yang hebat, karena secara naluri pengelola/pelaku sektor jasa keuangan ini mampu membaca perkembangan masa depan. Namun ditengah kehebatan ini, tanggung jawabnya pun tak kalah besar, sebab beban yang ada dalam mengelola bisnis asuransi, yaitu bagaimana menjaga kepercayaan.
“Kepercayaan (trust) merupakan kunci yang harus dijaga, dan tidak boleh terkalahkan oleh apapun,”tutur Ignasius Jonan Komisaris Utama PT Marsh Indonesia, sebagai Keynote Speaker, dalam acara Insurance Market Leaders Award 2022, Kamis (1/9) yang digelar Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA), di Hotel Sahid.
Jonan yang juga mantan Direktur Utama PT KAI 2009-2014, Menteri ESDM 2016-2019) mengatakan, menjaga kepercayaan di perusahaan asuransi sama.dengan perusahaan transportasi , yang mutlak mengedepankan keselamatan (sefty) pengguna jasa. Bila hal ini terlalaikan, maka apa yang dibangun bertahun-tahun akan hilang dalam sekejap.
Bagaimana menjaga kepercayaan disektor asuransi? Menurut Jonan, tanggung jawab perusahaan mengedukasi Agencynya atau penjual asuransi dimana para agen bernaung. Sehingga agency yang sudah diedukasi, akan menularkan kepada nasabahnya saat menawarkan polis asuransi. Dengan begitu, para nasabah sebelum memutuskan membeli polis asuransi sudah mengetahui dengan jelas, hak dan kewajibannya. “Utamanya perusahaan asuransi jiwa,”tegas Jonan.
Bicara tentang kepercayaan, dan perkembangan serta dilema yang terjadi dimasyarakat, mungkin kata Jonan, kurang edukasi baik kepada masyarakat maupun para agency. Sehingga banyak bermunculan komplain, yang berujung pada ketidakpuasan nasabah. Kejadian seperti ini, otomatis menggerus kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perusahaan asuransi.
Padahal lanjut Jonan, banyaknya perubahan fenomena kehidupan yang berkaitan dengan alam, kehadiran perusahaan asuransi sangat dibutuhkan. Disini, juga terlihat bagaimana para pelaku asuransi memanfaatkan perubahan kondisi, dengan menghadirkan produk-produk yang punya efek positif baik kepada perusahaan maupun masyarakat.
“Tepatnya bisa diuraikan tanda-tanda yang terjadi, kondisi Alam misalnya,”tutur Jonan seraya menayangkan beberapa video.
Market Leaders Award
Plus minus sektor bisnis, punya andil dalam perkembangan perekonomian baik domestik, maupun global. Hal ini
diapresiasi oleh Media Asuransi dengan LRMA nya dengan memberikan award kepada 60 perusahaan perasuransian di Tanah Air yang memiliki kinerja terbaiknya di 2021. Acara yang diadakan di Jakarta, 1 September 2022 ini merupakan yang keempat kalinya.
“Penghargaan diberikan berdasarkan pencapaian premi untuk perusahaan asuransi dan brokerage fee untuk perusahaan pialang asuransi dan reasuransi,” jelas Achmad Aris, Pemimpin Redaksi Media Asuransi.
Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan Lembaga Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil menjelaskan, berdasar kajian LRMA atas laporan keuangan per Desember 2021, Media Asuransi menetapkan 15 perusahaan asuransi jiwa terbesar berdasar pendapatan premi dan 15 perusahaan asuransi umum terbesar berdasar premi bruto selama 2021.
Untuk tahun ini lanjutnya, LRMA menambah pemeringkatan 15 perusahaan pialang asuransi dan 15 perusahaan pialang reasuransi selama 2020 yang telah lolos seleksi.
Kajian dilakukan oleh LRMA sejak 2014, atau 9 tahun yang lalu, untuk Market Leaders Asuransi Jiwa dan Market Leaders Asuransi Umum. Sedangkan Kajian Market Leaders Pialang Asuransi 2022 dan kajian Market Leaders Pialang Reasuransi 2022 baru dilakukan tahun ini karena datanya tidak mudah dan mesti dapat dipertanggungjawabkan.
“Market Leaders dalam industri apapun punya peran penting dan pengaruh yang besar. Demikian juga di industri asuransi. Karena, Market Leaders di industri asuransi setidaknya menguasai lebih dari 50 persen, ungkap Mucharor Djalil.
Ia menjelaskan, Market Leaders Asuransi Jiwa 2022 menguasai pangsa pasar 84,45 persen industri asuransi jiwa. Sementara itu, Market Leaders Asuransi Umum 2022 menguasai pangsa pasar 66,30 persen industri asuransi umum. Sedangkan Market Leaders Pialang Asuransi 2022 menguasai 66,80 persen, industri pialang asuransi. Dan, Market Leaders Pialang Reasuransi menguasai 79,01 persrn industri pialang reasuransi.
Dikatakan, Market Leaders setiap tahunnya mengalami perubahan-perubahan. Misalnya, karena kasus hukum. Bahkan ada yang tiba-tiba modalnya mengalami minus sekian triliun rupiah. Atau, tidak menerbitkan laporan keuangan publikasi sampai batas waktu yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Asuransi Jiwa
Lembaga Riset Media Asuransi kembali melakukan kajian terhadap laporan keuangan publikasi 47 perusahaan asuransi jiwa 2021. LRMA menentukan 15 perusahaan asuransi jiwa sebagai market leaders 2022 berdasar kajian neraca keuangan publikasi 47 perusahaan asuransi jiwa konvensional dari 53 perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Kalau menilik dari pencapaian total laba bersih setelah pajak industri asuransi jiwa, memang terjadi penurunan dalam setahun terakhir yakni dari Rp9,53 triliun di tahun 2020 menjadi Rp6,46 triliun pada 2021, turun 32,18 persen yoy. Namun penurunan laba bersih dari para market leaders di periode ini justru lebih besar. Pada 2020 tercatat Rp8,88 triliun turun menjadi Rp5,95 triliun di tahun 2021.
Hal ini yang membuat market share turun, dari 93,20 persen di tahun 2020 menjadi 92,13 persen di 2021. Sementara itu, market share pendapatan premi dari 15 perusahaan asuransi jiwa market leaders di Tanah Air, menunjukkan kenaikan meski tipis dari tahun sebelumnya di tengah pandemi yang terjadi di sepanjang 2021. Para market leaders ini menguasai pangsa pasar sebesar 83,31 persen di tahun 2020, meningkat menjadi 84,45 persen di 2021.
Nilai pendapatan premi 15 perusahaan asuransi jiwa terbesar ini naik 11,18 persen yoy, dari Rp139,64 triliun pada 2020 menjadi sebesar Rp155,24 triliun pada 2021. Sedangkan perolehan pendapatan premi total industri asuransi jiwa dari 47 perusahaan, di tahun 2020 sebesar Rp167,62 triliun, naik 9,67 persen yoy menjadi Rp183,83 triliun di tahun berikutnya. Penguasa bisnis asuransi jiwa di Tanah Air masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. LRMA mencatat hanya ada pergantian diurutan terakhir, dan 14 perusahaan lainnya masih sama, meski ada beberapa perusahaan yang harus berubah urutannya.
Asuransi Umum
LRMA mengkaji laporan keuangan 64 perusahaan asuransi umum yang telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2021. Saat kajian dilakukan LRMA, dari 71 perusahaan asuransi umum konvensional, ada 7 perusahaan belum mempublikasikan neraca keuangannya, hingga batas waktu yang ditetapkan oleh OJK akhir Juli 2022.
Kajian ini menghasilkan daftar market leaders di industri asuransi umum, berdasarkan premi bruto per 31 Desember 2021. Premi bruto per 31 Desember 2021 dari 64 perusahaan asuransi umum tersebut tercatat sebesar Rp57,84 triliun, naik 2,23 persen dibandingkan dengan premi per 31 Desember 2020 dari jumlah perusahaan yang sama yakni sebesar Rp46,58 triliun.
Berdasar kajian LRMA, market share premi bruto 15 perusahaan market leaders ini per 31 Desember 2021 sebesar 66,30 persen, turun tipis dibandingkan market share berdasar premi bruto 15 perusahaan asuransi umum terbesar ini di tahun 2020 yang 66,68 persen.
Namun penurunan market share ini hanya disebabkan turunnya market share 2 perusahaan asuransi umum dalam daftar market leaders ini. Di sisi lain, 13 perusahaan asuransi terbesar di pasar asuransi umum ini justru mampu mendongkrak market share-nya.
Walau market share dari 15 perusahaan asuransi umum terbesar ini, turun dibandingkan tahun sebelumnya, bukan berarti premi bruto para pemain besar industri ini turun juga. Para market leaders asuransi umum tersebut tetap membukukan pertumbuhan premi bruto, sebesar 1,65 persen, dari Rp37,72 triliun per Desember 2020 menjadi Rp38,35 triliun per Desember 2021.
LRMA mencatat perusahaan asuransi umum yang masuk dalam 15 Market Leaders 2022 hanya ada pergantian diurutan terakhir, dan 14 perusahaan yang lain masih sama, hanya ada perubahan posisi pada beberapa perusahaan.
Pialang Asuransi
Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkembang positif turut mendorong kinerja industri asuransi nasional, tak terkecuali bagi industri pialang. Perkembangan teknologi digital yang semakin masif juga berperan serta mendongkrak pendapatan broker asuransi.
Di masa pandemi Covid-19 kinerja industri pialang mengalami pelambatan. Pada kuartal I/2022, pertumbuhan industri pialang mengalami kontraksi sebanyak 9,25 persen. Hal ini dipengaruhi oleh iklim usaha nasional termasuk bisnis asuransi yang mengalami penurunan.
Kenaikan perolehan premi juga berimbas pada kenaikan brokerage pialang asuransi. Di tahun 2020 atau pada awal pandemi Covid-19, kinerja brokerage perusahaan pialang asuransi pun masih bisa tumbuh 2,62 persen.
Pialang Reasuransi
Pertumbuhan bisnis asuransi yang positif turut mempengaruhi kinerja pialang asuransi dan pialang reasuransi. Khusus pialang reasuransi pencapaiannya cukup menggembirakan meskipun masih sedikit dibawah pialang asuransi. Perkembangan ekonomi Indonesia yang positif menjadi katalis utama dari bisnis pialang reasuransi. Seperti diketahui, semakin pesatnya pembangunan maka bisnis asuransi dan penunjangnya tak terkecuali pialang reasuransi juga akan turut terangkat. (Rabiatun)