Industri Optimis, IKI Januari 2023 Naik Tajam 51,54

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Kris Sasono Ngudi Wibowo, Sesditjen ILMATE Kemenperin M Arifin, Jubir Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif, dan Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenperin Wulan Aprilianti Permatasari saat rilis IKI periode Januari 2023

JAKARTA-MARITIM : Pada awal tahun 2023, kinerja industri pengolahan menunjukkan ekspansi, di mana nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 51,54. Meningkat tajam dibanding IKI Desember 2022 sebesar 50,9. Bahkan, sebanyak 71,4% perusahaan menyatakan kondisi umum kegiatan usahanya stabil dan membaik di Januari 2023.

“Jika kondisi ini terus berlanjut, kami optimis industri pengolahan akan tumbuh pada 5,3% tahun ini, meskipun pertumbuhan global diperkirakan melambat, namun pertumbuhan ekonomi positif di sejumlah negara mitra utama pada kuartal III/2022, seperti Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat, juga menjadi sinyal yang mendukung optimisme para pelaku industri pengolahan untuk terus berekspansi pada 2023,” kata juru bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, saat menyampaikan Rilis IKI Januari 2023, di Jakarta, Selasa (31/1).

Read More

IKI, merupakan indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri pengolahan, terhadap kondisi perekonomian. IKI menggambarkan kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis enam bulan ke depan di Indonesia. Di sisi lain, IKI menjabarkan kondisi industri terkini, sehingga membantu dalam penciptaan kebijakan yang berkualitas dan fakta di lapangan.

Disebutkan, data IKI Januari 2023, disumbang peningkatan 12 subsektor industri ekspansi. Kontribusinya sebesar 80,1% terhadap pembentukan PDB industri manufaktur nasional di triwulan III/2022. Industri Minuman dan industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional, yang sebelumnya kontraksi pada Januari ini, menunjukkan ekspansi. Sebaliknya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin serta Peralatan menjadi terkontraksi.

Dari 23 subsektor industri pengolahan, ada 17 subsektor memiliki tren positif atau mengalami peningkatan nilai IKI. Tiga subsektor mengalami kenaikan tertinggi, yaitu industri alat angkut lainnya, industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer serta industri pencetakan dan reproduksi media rekaman. Pesanan baru pada industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, lebih banyak mendapat kontribusi dari pesanan domestik sebesar 77%.

Naiknya nilai IKI Januari 2023 terjadi pada semua variabel pembentuk. Kepercayaan industri pengolahan meningkat karena naiknya pesanan baru (nilai indeks sebesar 51,14), peningkatan produksi (nilai indeks sebesar 50,35), dan penurunan volume persediaan produk (nilai indeks sebesar 54,34).

Sumber peningkatan yang cukup tinggi itu berasal dari perubahan variabel IKI Pesanan Baru, dengan kenaikan sebesar 1,07 dari 50,07 pada Desember 2022, yang diduga banyak industri memperbaharui kontraknya. Sehingga banyak industri mendapatkan pesanan baru. Nilai indeks yang meningkat terbesar kedua terjadi pada komponen Produksi, yaitu sebesar 0,32.

Febri mengatakan, ekspektasi kondisi kegiatan usaha enam bulan kedepan masih optimis, tren perusahaan yang menjawab pesimis semakin menurun. Meskipun, industri tekstil dan pakaian jadi masih kontraksi, tapi nilai tren IKI-nya meningkat.

Karenanya, Kemenperin mendorong belanja pemerintah pada tekstil, terutama permintaan lebaran. Kemudian mencari pasar alternatif untuk ekspor.

Ditambahkan, peningkatan kinerja sektor manufaktur ini lantaran ada kenaikan permintaan dan masih terjaganya daya beli masyarakat di dalam negeri. Kenaikan produksi dan kontribusi ini diharapkan mengerek lapangan kerja dan konsumsi masyarakat. Sehingga pertumbuhan ekonomi tetap meningkat.

“Kami berpesan, seluruh perusahaan industri secara rutin melaporkan kondisi industrinya, sehingga Kementerian Perindustrian dapat menggunakan IKI semaksimal mungkin. Karena IKI akan jadi pegangan,” katanya.

Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Sesditjen ILMATE) Kemenperin, M Arifin, menyampaikan nilai IKI ekspansif berarti kondisi sektor manufaktur masih terjaga dengan baik.

“Sektor ILMATE mengalami ekspansi tinggi, ditunjang percepatan proyek infrastruktur dan konstruksi, optimisme pemulihan pasca Covid-19, serta peningkatan pesanan dari dihapusnya PPKM. Selain itu, sektor industri alat berat juga mengalami peningkatan, karena permintaan yang tinggi dari sektor pertambangan, konstruksi, dan perkebunan,” jelas Arifin.

Tapi, tambahnya, beda dengan mayoritas subsektor ILMATE lainnya. Pelonggaran PPKM justru menurunkan pesanan produk industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik. Karena masyarakat sudah kembali Work from Office (WFO) dan pada Januari ini belum ada pembelian barang dan jasa pemerintah.

“Kami tetap optimis, bulan mendatang sektor ini akan kembali mengalami peningkatan,” tutup Alex, panggilan akrabnya. (Muhammad Raya)

Related posts