SOLO-MARITIM: Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyambut positif bertambahnya jumlah wirausaha melalui program Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Pemula serta pertumbuhan dan perkembangan wirausaha rintisan pada TKM Lanjutan.
Ia berharap bertambahnya jumlah wirausaha tersebut mampu mencetak wirausaha mandiri dan produktif, yang pada gilirannya dapat semakin membuka banyak peluang kerja.
“TKM Pemula dan Lanjutan merupakan transformasi program perluasan kesempatan kerja yang dilakukan secara efektif dan berkesinambungan oleh Kemnaker,” kata Menaker Ida Fauziyah saat membuka sekaligus memberikan arahan acara ‘Business Matching’ di kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (26/9/2024).
Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2023, Ida Fauziyah mengatakan, jumlah pelaku usaha UMKM mencapai sekitar 66 juta dengan kontribusi UMKM mencapai 61 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau setara dengan Rp9,58 triliun. UMKM juga dapat menyerap sekitar 117 juta pekerja (97 persen) dari total tenaga kerja.
Ida memuji kontribusi usaha mikro kepada PDB Indonesia. Dari 66 juta pelaku UMKM, sebagian besar (98,7 persen) tergolong usaha mikro. Sementara 1,22 persen merupakan usaha kecil, usaha menengah 0,10 persen, dan sebanyak 0,01 persen adalah usaha besar.
“Jadi kalau bapak/ibu berkumpul, usaha mikro bisa melawan pengusaha-pengusaha kakap sembilan naga atau yang lainnya, kontribusi bapak/ibu luar biasa, jauh dibandingkan dengan mereka 0,01 persen,” tandasnya.
Namun, lanjut Menaker, sebanyak 98 persen pelaku usaha mikro belum terakselerasi naik kelas skala usaha yang lebih tinggi. “Jadi kelasnya masih mikro. Kita harus mendorong semangat agar naik kelas dari mikro menjadi kecil, dari kecil naik menjadi menengah. Dari menengah baru mengalahkan sembilan naga,” ujarnya sembari tersenyum.
Di sisi lain, Ida Faziyah menegaskan, tantangan bagi wirausaha untuk dapat naik kelas semakin banyak. Di antaranya inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas atau perizinan, pembiayaan, branding dan pemasaran, sumber daya manusia, serta standardisasi dan sertifikasi.
“Business Matching yang telah beberapa kali kita laksanakan dan merupakan puncak dari program TKM, diharapkan dapat menjadi sarana bagi pengembangan jejaring kemitraan usaha, mempertemukan wirausaha dengan pelaku usaha besar atau lembaga keuangan atau mitra terkait lainnya, agar terjadi kemitraan usaha,” ujarnya. (Purwanto).