MENCERMATI kian banyaknya kunjungan kapal pesiar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), banyak kalangan sarankan agar Jawa Tengah melakukan penanganan terpadu untuk wisatawan kapal pesiar. General Manager Pelindo III Tanjung Emas Agus Hermawan katakan hingga akhir tahun ini pihaknya memiliki jadwal sandar 16 kapal pesiar yang datang dari berbagai negara dengan tujuan utama mengunjungi Candi Borobudur. Menurutnya, hingga semester I/2017 sudah terdapat 11 unit kapal yang sandar.
Disayangkan kapal pesiar ini hanya memiliki jadwal sandar satu hari di Tanjung Emas, dan wisatawan mancanegara (wisman) hanya memiliki waktu terbatas untuk mengeksplor berbagai pesona obyek wisata alam, budaya dan religi yang ada di Jateng. Selepas dari kapal, mereka mengorganisir perjalanan wisata sendiri, serta memanfaatkan waktu sekitar 8 jam, sesuai jadwal sandar kapal di pelabuhan. Menurut GM Pelindo III Tanjung Emas, kalau para wisman ditangani secara terpadu, dan waktu tinggal di Jateng bisa lebih lama, bukan hanya Pemprov Jateng/Pemkot Semarang yang berpeluang bisa meningkatkan PAD, tetapi pelaku ekonomi kreatif/UMKM juga dapat berinteraksi langsung dengan pembeli dari luar negeri. Dengan syarat Jateng yang memiliki objek wisata dan pertunjukan yang menarik, harus bisa lebih “mengikat” para wisman agar menambah masa tinggal, dengan sendirinya akan terjadi peningkatan membelanjakan uang mereka untuk “memborong” hasil seni kriya khs Jateng.
Potensi pengembangan ekonomi dari wisatawan di kapal pesiar ini sangat tinggi. Mengutip data Cruise Line International Asssociation (CLIA), lebih dari 2 juta orang di Benua Asia berwisata pesiar pada 2015. Jumlah ini diperkirakan naik dua kali lipat menjadi 4 juta pada 2020. Sementara itu Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencatat kunjungan wisman lewat dua pintu masuk, Bandara Adi Sumarmo, Solo dan Bandara Ahmad Yani, Semarang. Tercatat untuk bandara Adi Sumarno, mengalami penurunan kunjungan 20,53% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada tahun lalu jumlah wisman yang masuk hingga Juli tercatat 4.851 orang. Tetapi dalam periode yang sama tahun ini hanya 3.855 orang. Sedang untuk Bandara Ahmad Yani terjadi kenaikan kunjungan Wisman hingga 59,62%. Tercatat jumlah yang masuk hingga Juli 12.715 orang, sedang tahun lalu hanya 7.966 orang. Jumlah wisman terbanyak berkunjung berasal dari Malaysia, Thailand, Yaman, serta Eropa. Sedang wisman melalui bandara Ahmad Yani terbanyak berasal dari Malaysia, Singapura dan Eropa. Tamu yang datang melalui penerbangan internasional ini rata-rata menginap 1,49 malam. Jauh lebih rendah dibanding tamu domestik yang tingkat lama menginapnya 2,67 malam.
Benk Mintosih, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Jateng katakan pemerintah perlu upaya menciptakan destinasi wisata baru agar para turis dapat membelanjakan uangnya lebih banyak dan lebih lama tingga di Jateng. Diharapkan rute penerbangan dan pembenahan bandara dapat segera dirampungkan untuk mendongkrak kunjungan wisman. ***ERICK A.M..