BALAI Perikanan Budi Daya Air Payau (BPBAP) bersama Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur resmikan ekspor perdana ikan kerapu hasil budidaya menggunakan keramba jaring apung (KJA) ke Hongkong, Senin (2/10/2017) lalu. Yoyok Mulyadi Wakil Bupati Situbondo, pada peresmian eksportasi perdana “kerapu cantik”, katakan: “Ekspor
“Ekspor perdana atau penjualan ikan kerapu langsung ke pedagang dari Hongkong pada hari ini jumlahnya sekitar 10 ton”.
Menurut Wabup, komoditas ikan kerapu yang diekspor merupakan jenis cantik milik pembudidaya di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan dan Desa Klatakan, Kecamatan Kendit. Transaksi penjualan bisa dilakukan langsung ke pengusaha asal Hongkong di lokasi keramba jaring apung sebagai tempat budi daya. Harga penjualannya cukup bagus, yakni Rp110.000 per kilogram.
Sementara itu, menurut Ujang Komarudin Kepala BPBAP Situbondo katakan ekspor perdana ikan kerapu ini adalah momentum yang sangat baik bagi para pembudidaya kerapu di Kota Santri itu untuk terus bersemangat membudidayakan kerapu dengan menggunakan keramba jaring apung. Ujarnya: “Harga pasar kerapu sebelumya memang terjadi pasang surut, dan karena itu ekspor perdana ini menjadi kabar baik bagi pembudidaya Situbondo.
Di sini ada ikan kerapu cantang, kerapu cantik yang cukup terkenal dan juga ada kerapu asli yakni kerapu bebe dan kerapu macan
Hasil panen ikan kerapu milik pembudidaya dibeli dan diambil oleh pengusaha asal Hongkong menggunakan kapal kolekting atau kapal yang berfungsi mengangkut ikan kerapu dari pembudidaya dan selanjutnya disuplai ke kapal Hongkong yang bersandar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Salah seorang pembudidaya kerapu Situbondo Cheng Meng alias Bindari mengaku senang karena ikan kerapu cantik miliknya bisa dibeli dan diambil langsung oleh pengusaha dari Hongkong. Jelasnya: “Kalau harganya bagus Rp110.000 per kilogram dan ukuran berat 500 gram ke atas sudah laku dijual. Sebelum ini, kerapu kami dijual melalui pengepul di Pulau Bali”.
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dari sisi penyediaan benih jadi poros produksi ikan kerapu di Indonesia dan bahkan di dunia, kata Ujng Komaruddin Kepala BPBAP Balai Perikanan Budi Daya Air Payau atau BPBAP setempat Ujang Komarudin, posisi budi daya kerapu menggunakan keramba jaring apung di Situbondo, diuntungkan dengan adanya BPBAP milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu tugas BPBAP, adalah mengembangkan teknologi budi daya ikan dan salah satunya budi daya ikan kerapu. Jadi pengembangan ikan hibrid atau hasil persilangan antara dua individu berasal dari BPBAP.
“Di Situbondo terdapat sekitar 100 hatchery atau panti pembenihan ikan skala rumah tangga [HSRT] yang mengembangkan produksi pembenihan ikan kerapu cantang dan jenis kerapu lainnya. Jika dihitung secara ekonomi setiap bulan diperlukan 10 juta telur ikan dan kemudian dipelihara selama 1,5 bulan untuk menghasilkan benih ikan ukuran hingga tiga centimeter dan diperkirakan menjadi 500.000 ekor benih sudah menghasilkan uang sekitar Rp1 miliar” pungkas Ujang Komaruddin. ***AYUDHIA/Sub/Maritim)