Jakarta – Maritim
Agenda Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-2 Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta hari Kamis (26/10) , di Jakarta, salah satu keputusannya adalah kembali memilih Juswandi Kristanto untuk memimpin organisasi tersebut periode 5 tahun ke depan (2017-2022). Sebelumnya, ia adalah “Nakhoda” organisasi melalui Muswil ke-1 pada tahun 2012.
Juswandi Kristanto yang juga CEO PT Daisy Mutiara Samudera itu terpilih melalui pemungutan suara, Dari 55 suara yang sah, ia mengumpulkan 53 suara sedangkan kandidat calon ketua lainnya, yakni Herman Firdaus dari PBM Anugrah Firdaus Mandiri meraih 2 suara.
Juswandi Kristanto mengatakan, ke depan ia akan berupaya meningkatkan upaya-upaya untuk kepentingan anggota yang secara umum adalah bagaimana PBM masih terus bisa bekerja di pelabuhan dengan kinerja yang maksimal dan dalam spirit kemitraan dengan badan usaha pelabuhan dan pemerintah, Cq. Otoritas Pelabuhan. Saat ini, jumlah anggota APBM DKI Jakarta yang melakukan registrasi tercatat 85 PBM.
Muswil ke-2 itu dibuka oleh Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, I Nyoman Gede Saputra dengan ditandai pemukulan gong yang dihadiri oleh sejumlah pihat terkait, antara lain perwakilan dari Dishub DKI Jakarta, Direksi Pelindo II dan anak-anak perusahaan di Pelabuhan Priok.
I Nyoman Gede Saputra berpesan agar APBMI ke depan kian solid di tengah menghadapi tantangan yang makin berat, terlebih lahirnya PM. 152 yang secara tegas memberikan hak kepada Pelindo sebagai BUP untuk melakukan kegiatan bongkar muat. Untuk itulah, sinerga dan kemitraan perlu diperkuat.
Sementara itu, ketua Umum DPP APBMI, H.M. Fuadi meminta agar Pelindo memberikan hak dan perlakuan yang sama terhadap semua PBM yang ada, dan tidak melakukan pengkotak-kotakan. Hal ini mengkritisi adanya langkah Pelindo yang melakukan seleksi terhadap PBM untuk dijadikan mitra. Jadi ada istilah PBM terseleksi dan non terseleksi.
Direktur Komersial, Pelindo II (IPC) Saptono Rahayu Irianto yang hadir sebagai nara sumber pada Talks Show Muswil ke-2 APBMI DKI Jakarta tersebut mengatakan langkah Pelindo untuk melakukan seleksi adalah berdasar adanya standarisasi kinerja produktifitas kepelabuhanan yang ditetapkan oleh Ditjen Perhubungan Laut. Selaian itu, ia juga mengatakan saat ini tengah digodog rumusan kemitraan antara Pelindo II dan PBM sebagai harmonosasi dan implementasi dengan PM 152.
*Habib
Juswandi Kristanto yang juga CEO PT Daisy Mutiara Samudera itu terpilih melalui pemungutan suara, Dari 55 suara yang sah, ia mengumpulkan 53 suara sedangkan kandidat calon ketua lainnya, yakni Herman Firdaus dari PBM Anugrah Firdaus Mandiri meraih 2 suara.
Juswandi Kristanto mengatakan, ke depan ia akan berupaya meningkatkan upaya-upaya untuk kepentingan anggota yang secara umum adalah bagaimana PBM masih terus bisa bekerja di pelabuhan dengan kinerja yang maksimal dan dalam spirit kemitraan dengan badan usaha pelabuhan dan pemerintah, Cq. Otoritas Pelabuhan. Saat ini, jumlah anggota APBM DKI Jakarta yang melakukan registrasi tercatat 85 PBM.
Muswil ke-2 itu dibuka oleh Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, I Nyoman Gede Saputra dengan ditandai pemukulan gong yang dihadiri oleh sejumlah pihat terkait, antara lain perwakilan dari Dishub DKI Jakarta, Direksi Pelindo II dan anak-anak perusahaan di Pelabuhan Priok.
I Nyoman Gede Saputra berpesan agar APBMI ke depan kian solid di tengah menghadapi tantangan yang makin berat, terlebih lahirnya PM. 152 yang secara tegas memberikan hak kepada Pelindo sebagai BUP untuk melakukan kegiatan bongkar muat. Untuk itulah, sinerga dan kemitraan perlu diperkuat.
Sementara itu, ketua Umum DPP APBMI, H.M. Fuadi meminta agar Pelindo memberikan hak dan perlakuan yang sama terhadap semua PBM yang ada, dan tidak melakukan pengkotak-kotakan. Hal ini mengkritisi adanya langkah Pelindo yang melakukan seleksi terhadap PBM untuk dijadikan mitra. Jadi ada istilah PBM terseleksi dan non terseleksi.
Direktur Komersial, Pelindo II (IPC) Saptono Rahayu Irianto yang hadir sebagai nara sumber pada Talks Show Muswil ke-2 APBMI DKI Jakarta tersebut mengatakan langkah Pelindo untuk melakukan seleksi adalah berdasar adanya standarisasi kinerja produktifitas kepelabuhanan yang ditetapkan oleh Ditjen Perhubungan Laut. Selaian itu, ia juga mengatakan saat ini tengah digodog rumusan kemitraan antara Pelindo II dan PBM sebagai harmonosasi dan implementasi dengan PM 152.
*Habib