KEMENTERIAN Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) berencana terus menyempurakan pelayanan tol laut tahun 2018. Sistem tersebut merupakan penyempurnaan dan hasil evaluasi tol laut tahun 2017 ini. Terkait hal tersebut Wisnu Handoko Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri dan Tol Laut Ditjen Hubla pada Focus Group Discussion (FGD) Badan Litbang Perhubungan di Jakarta berucap : “Trayek tol laut bukan harga mati. Kita akan terus sempurnakan pelaksanaannya di lapangan, agar memberikan hasil optimal ke masyarakat”.
Pada kesempatan itu, Wisnu membeberkan empat opsi pola trayek tol laut 2018. Opsi 1A adalah Port to Port/Multiport, Opsi 2 Hub-Spoke Mother & Feeder Vessel, Opsi 3 Hub Spoke Mother & Feeder dengan Subsidi Container, dan opsi 4 Crossing Vessel. Lebih jauh dikatakan, pihaknya masih akan membahas tol laut dan menerima saran dan masukan para pemangku kepentingan. Yang pasti, pelaksaaan tol laut tahun 2018 harus lebih baik.
Seperti diketahui, program tol laut tahun 2017 sudah melayani 1 trayek, mulai Kepulauan Natuna dan Kepulauan Nias di barat, sampai Papau dan Papua Barat di timur. Juga Tahuna Sulut dan Maluku Utara di utara sampai NTB/ NTT di selatan. Dikatakan pula
hasil rapat evaluasi tol laut 2017 diketahui, trayek tol laut serta komoditas yang diangkut dari Jawa ke sejumlah daerah terutama di Kawasan Timur Indonesia (KTI) mampu menekan harga barang antara 15%-20% dari sebelumnya.
Menurut Wisnu, dalam rangka kerjasama dengan BUMN peduli yang membangun Rumah Kita, terbukti mampu menyederhanakan jalur distribusi. Masyarakat terutama di daerah pelabuhan singgah kapal tol laut, bisa langsung membeli kebutuhan pokok dan lainnya di Rumah Kita dengan harga murah. Namun untuk daerah terpencil dan terdepan NKRI, belum semua dapat nikmati hasil program tol laut, karena mereka belum terjangkau kapal tol laut, disebabkan belum tersedianya pelabuhan dan infrastruktur yang memadai.
“Masalah belum adanya kapal tol laut yang menjangkau mereka di pulau terdepan dan tenpencil,menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada tahun 2018 nanti. Oleh karena itu, Ditjen Hubla di tahun 2018 mendatang akan menambah trayek tol laut menjadi 15 trayek, yang pelaksanaannya masih dikaji dan dimatangkan, mana rute paling baik hasilnya serta trayek mana yang paling kecil dan perlu direrouting kembali. Prediksi awal, kalau nanti dioperasikan kapal feeder dan kapal perintis yang melayani tol laut akan lebih besar lagi. Wilayah jangkauannya makin luas dan besaran subsidi tol laut juga perlu ditambah” pungkas Wisnu. ***MRT/2701