SETELAH sepekan terpaksa tak dapat dioperasikan, akhir pekan lalu rangkaian kereta api dapat kembali melintasi jalur Porong, Sidoarjo. Penghalang yang muncul kali ini, tentu bukan “lumpur lapindo” seperti tahun-tahun terdahulu. Tetapi karena tingginya curah hujan, yang mungkin terpicu oleh siklon tropis “Cempaka”maupun “Dahlia” yang menyinggahi Jawa Timur, hingga menyebabkan siklus banjir tahunan.
Rel Porong-Tanggulangin tak bisa dilewati karena terendam banjir selama enam hari. Kondisi ini mengingatkan kembali pada kejadian serupa di tahun 2015. Mengacu data yang diperoleh dari PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (KAI Daops 8) Surabaya, rangkaian kereta api pertama yang melintas pasca banjir adalah KA 90 “Mutiara Timur”, yang melintas dengan kecepatan maksimal 5 km/jam. Rangkaian kereta dapat lewat setelah titik air paling dalam dari kop rel mencapai ketinggian 3 cm pada pukul 04.00 WIB.
“PT KA sudah lakukan berbagai upaya selama 6 hari, mulai dari meninggikan rel serta kerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat menormalisasi jalur kembali” ungkap Gatut Setiyatmoko, Manajer Humas KAI Daops 8 Surabaya.
Dijelaskan, pada Rabu (29/11/2017) kedalaman air dari kop rel pernah menyentuh 104 cm di titik terdalam. Fenomena tersebut merupakan rekor, apabila dibanding dengan banjir yang terjadi padatahun 2015. Menurut Gatut, kedalaman air dari kop rel saat itu tidak sampai satu meter, dengan lama waktu penutupan jalur kereta api kurang lebih sepekan. Pada tahu 2016 juga sempat terjadi penghentian operasional kereta api melewati Porong, tetapi waktu itu hanya pada kisaran sepuluh jam saja.
Panjang rel yang sempat terendam banjir kali ini sempat mencapai 1,2 km. Padahal, pada awal banjir, hanya sekitar 300 meter saja. Untuk mengambil langkah antisipasi, pada Selasa sore (28/11/2017, pihak-pihak terkait dengan banjir Porong sempat lakukan rapat koordinasi. Salah satu informasi yang muncul dari pertemuan itu, yakni adanya kebocoran arus air dari Sungai Ketapan di beberapa titik. Kebocoran itu yang menyebabkan terjadinya banjir lama di Porong.
Akibat kejadian ini, PT KAI Daops 8 Surabaya menyatakan merugi selama enam hari kereta tak bisa melintas di jalur Porong-Tanggulangin. Tetapi sampai dengan akhir pekan lalu, jumlah kerugian belum dihitung secara rinci. Namun dapat dipastikan, terdapat banyak potensi kerugian yang dialami Badan Usaha Milik Negara (BUN) Perkeretaapian itu.
Menurut Gatut, terdapat banyak macam kerugian, antara lain terkait dengan antar jemput menggunaan moda angkutan bus, yang memerlukan pengeluaran dana. Selain itu, terdapat service recovery apabila kereta api jarak jauh mengalami keterlambatan minimal 3 jam. Terdapat pula penumpang yang refund karena tidak jadi berangkat, yang kesemuanya merupakan kerugian PT KAI. Belum lagi kerugian akibat perbaikan rel, bahan bakar minyak, dan lain-lain.
Memungkasi penjelasan, Gatut berucap: “Jalur yang terputus juga mengakibatkan jumlah penumpang berkurang, serta ada beberapa kereta api yang dibatalkan. Beberapa penumpang memutuskan untuk ganti tanggal keberangkatan”.***ERICK A.M.