JAKARTA – Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tak lagi melulu bagi-bagi uang. Akan tetapi program CSR harus bisa memberdayakan masyarakat mulai dari usia belia sampai usia produktif.
“Perubahan perspektif ini yang kami jalani selama 10 tahun terakhir. Bagaimana masyarakat bisa berdaya dalam menghadapi tantangan ke depan,” ujar Wakil Presiden Direktur Jakarta Inernational Container Terminal (JICT) Riza Erivan, dalam acara public expose CSR, bertajuk “Pengembangan PAUD Jakarta Utara”, di Islamic Center, Jakarta Utara, Selasa (27/3/2018).
Dalam sambutannya, Riza pun bertutur perusahaannya senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi masyarakat dengan program CSR JICT.
“Komunitas masyarakat kami buat berdaya. Lewat program di bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Kami mencoba selalu mengeksplorasi program yang tepat guna agar perusahaan dan masyarakat dapat tumbuh bersama,” tutur Riza tentang program perusahaan tersebut.
Sejak tahun 2007, perusahaan itu mulai menjalankan program CSR. Intensifikasi program pendidikan jadi pilihan utama.
“Mulai dari 15 PAUD yang kita kembangkan, lalu program sekolah informal ‘Rumah Belajar’ atau ‘RumBel’ sampai program Green Dock School dengan merenovasi sekolah dan perpustakaannya. Selain itu ada beasiswa ‘Dolphin’ bagi anak-anak buruh di JICT. Dengan pola program pendidikan yang sudah dijalani selama ini, diharapkan bisa mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ,” papar Riza.
Mewakili Wali Kota Jakarta Utara, Siti Sumiyati mengatakan program CSR tersebut sangat mendukung upaya Pemkot Jakarta Utara mempertahankan dan bahkan meningkatkan predikat kota ramah anak. Saat ini predikat yang diraih adalah kategori pratama dan diharapkan ke depan dapat meningkat ke madya.
Sementara itu, Wakil Ketua II TP PKK Jakarta Utara, Siti Nurlaila Desi, dalam kesempatan yang sama mengatakan, apa yang dilakukan JICT patut menjadi contoh bagaiman mengimplementasi program CSR yang benar.
“CSR mesti membuat masyarakat mandiri namun bisnis perusahaan tak terkendala. Ini yang dilakukan JICT dalam 1 dekade terakhir,” kata Siti.
Menurut Siti, CSR dulu acap kali identik dengan program bagi-bagi uang massal. Akibatnya, tidak mendidik masyarakat dan membuat ketergantungan. Di sisi lain, tidak ada singkronisasi antara eksistensi perusahaan dan pemberdayaan komunitas.
“Di situlah peran CSR JICT Untuk menjadi jembatan pemberdayaanb masyarakat demi menggapai masa depan yang lebih baik,” ujar Siti.
*Habib