Benoa. Maritim
PT PELABUHAN Indonesia III (Persero)/Pelindo III memperketat pengamanan Pelabuhan Benoa Bali dengan mendapat dukungan TNI Angkatan Laut. I Wyan Eka Saputra, CEO Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara mengatakan bahwa dukungan TNI AU itu untuk pengamanan terminal gas alam cair (LNG) di Pelabuhan Benoa. Katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/5/2018: “Pengamanan akan terus ditingkatkan karena Pelabuhan Benoa juga rutin melayani kapal pesiar internasional dan akan turut mendukung penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018, terutama juga menjadi alternatif gerbang evakuasi jika Gunung Agung erupsi”.
Menurut Wayan Eka, secara umum, Pelindo III sudah memiliki standar pengamanan dalam mengelola pelabuhan serta selalu siaga untuk berbagai situasi gangguan aksi terorisme. Terkit hal itu Vice President Corporate Communication Pelindo III Lia Indi Agustiana katakan pihaknya perketat pintu masuk di beberapa pelabuhan yang jadi kewenangan BUMN itu, karena dinilai sebagai salah satu obyek vital nasional, yang menerapkan kewaspadaan terhadap potensi gangguan keamanan.
Pengetatan pelabuhan yang dikelola Pelindo III dilakukan di tujuh provinsi, yang bekerja sama dengan polres setempat menerapkan pengamanan berlapis. Jelas Lia: “Langkah ini kami ambil dengan memberi batas akses masuk menggunakan barier pada Pos 1, main shelter, main gate, dan jalur origin-destination. Serta kami lakukan pemeriksaan orang dan kendaraan dengan diberlakukan perimeter atau fokus sebelum memasuki gerbang akses”.
Pemeriksaan juga dilakukan untuk barang bawaan, serta melakukan monitoring via CCTV, dengan meminimalisir pihak yang tidak berkepentingan memasuki kawasan pelabuan. Imbuhnya: “Kami juga memberlakukan hal yang sama kepada RS PHC Surabaya, lini bisnis Pelindo III di bidang layanan kesehatan, dengan meningkatkan pengamanan dan upaya simpatik serta persuasif, agar masyarakat yang sedang berobat maupun dirawat tetap tenang dan nyaman”.
Terpisah, Kepala Humas Terminal Petikemas Surabaya (TPS) M Solech juga mengatakan hal serupa. Manajemen PT TPS bertindak tegas mengamankan pelabuhan, setelah peberlakuan status Siaga 1 untuk Surabaya akibat kejadian bom bunuh diri yang terjadi secara berturut-turut di Surabaya dan Sidoarjo. Jelasnya: “TPS termasuk salah satu objek vital yang perlu dijaga dan dipastikan kualitas keamanannya. Pengecekan terhadap orang maupun barang, yang ketat akan dilakukan sesuai aturan keselamatan dan keamanan yang berlaku”.
Menurut Sholeh, antisipasi keamanan di TPS dilakukan selama dua pekan mendatang dan tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang jika masih diperlukan. Punkasnya: “Kami juga telah persiapkan posko pengamanan di depan gedung, setiap shift ada 4 personel Angkatan Laut yang turut melakukan pengamanan. Selain berkoordinasi dengan angkatan laut, kami juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian”. ***ERICK A.M.