Jakarta – Maritim
DALAM catatan yang disiarkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dinyatakan hingga H-1 Lebaran 2018, terjadi penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas sebesar 25% dibanding tahun 2017 lalu. Data ini tercatat mulai H-8 hingga H-2 masa Angkutan Lebaran 2018. Tahun ini hanya terdapat 899 kejadian kecelakaan lalu lintas hingga H-2. Jumlah ini lebih sedikit dibanding periode yang sama pada tahun 2017 yang terjadi 1.212 kecelakaan.
Mnurut Kemenhub, tak hanya jumlah kecelakaan yang menurun. Akumulasi jumlah pemudik dari Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi lewat tol Cikarang Utama, Cikupa, Ciawi, Cipularang- Cileunyi, dan Palimanan hingga H-2 juga menurun dibanding tahun 2017.
Penurunan jumlah kendaraan terbanyak, tercatat terjadi di Gerbang Tol Cikupa dari Jakarta ke arah Merak yaitu sebesar 16,59% . Pada 2017 tercatat 322.157 menjadi 268.719 pada 2018. Sementara tol Cipularang-Cileunyi arah Cileunyi terpantau turun sebanyak 13,53% dari 262.626 menjadi 227.092, Jakarta ke arah Cikampek pada Gerbang Tol Cikarang Utama mengalami penurunan 9,19% dari 681.759 menjadi 619.129, Gerbang Tol Ciawi dari Jakarta ke arah Bogor turun 6,40% dari 207.128 menjadi 193.863, serta ke arah Palimanan turun 0,20% dari 333.177 menjadi 332.517.
Dari pantauan penggunaan jalan non tol, pengguna kendaraan pribadi roda 4 mengalami penurunan sebesar 33%. Sementara kendaraan roda 2 mengalami penurunan volume cukup signifikan yakni sebesar 47%. Pada Senin (14/6/2018), Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi menjelaskan: Penurunan arus kendaraan mudik menggunakan kendaraan pribadi ini karena adanya perpanjangan waktu cuti bersama hingga pemudik dapat memilih waktu perjalanan. Data non tol tersebut berasal dari Traffic Counting yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di Merak, Rancaekek, Sadang, dan Balonggandu”.
Namun, sejalan dengan itu terjadi penilaian bahwa keberhasilan mudik Lebaran seharusnya bukan berdasar tingginya penggunaan kendaraan pribadi, tapi seharusnya pengguna jumlah kendaraan umum. Tulus Abadi Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indoneia (YLKI) katakan: “Jika dilihat fenomena pengguna sepeda motor, yang meningkat signifikan, mudik Lebaran 2018 justru sangat miris. Pada 2017, pemudik motor sebanyak 6.390.000, dan pada 2018 meningkat menjadi 8.330.000 unit”.
Imbuh Tulus, Implikasi risikonya makin tinggi, dan potensi korban fatal laka lantas akan meningkat. Hal itu mengingat 76% laka lantas selama mudik Lebaran selalu melibatkan pengguna sepeda motor. Data Kemenhub, pada momentum mudik Lebaran 2017 jumlah pemudik dengan mobil sebanyak 3.190.000 unit. Tahun 2018 meningkat menjadi 3.720.000 unit mobil. Dengan peningkatan signifikan penggunaan mobil sebagai sarana mudik, praktis ruas tol tak akan mampu menampung lonjakan ranmor pribadi, terutama di loket-loket pembayaran.
Jadi juru selamat atas lancarnya arus mudik Lebaran 2018, adalah hasil rekayasa lalu lintas, dengan memperpanjang libur Lebaran. Bukan karena semata-mata eksistensi ruas tol Trans Jawa pungkas Tulus Abadi.***ERICK A.M.