Denpasar Bali, maritim
DALAM rangka lanjutkan upaya memperkuat kerjasama dalam konservasi dan pengelolaan terumbu karang serta mencegah dampak perubahan iklim dengan membangun ketahanan terumbu karang, Indonesia terus berkomitmen melakukan upaya memelihara lingkungan hidup. Hal itu disampaikan DR (HC) Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan dalam pertemuan bertajuk Make Our Ocean Great Again yang bertepatan dengan serah terima Sekretariat International Coral Reef Initiative (ICRI Secretariat Handover) Prancis kepada Monaco, Australia, dan Indonesia di Muséum National d’Histoire Naturelle, Paris.
Indonesia jadi salah satu negara yang dipercaya menduduki jabatan sebagai Ketua Bersama Sekretariat ICRI, dengan Monaco dan Australia yang akan berlangsung selama dua tahun hingga 2020. Men KP menyampaikan bahwa keterlibatan Indonesia dalam ICRI merupakan bentuk komitmen dalam konservasi dan pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan. Terang Menteri Susi dalam siaran pers Kamis: “Kami sadari terumbu karang adalah warisan bersama untuk semua generasi. Karena itu, kami ingin memastikan pemanfaatan ekosistem terumbu karang untuk perikanan, ketahanan pangan, dan kesejahteraan manusia dapat dilakukan secara bijak dengan memperhatikan aspek keberlanjutan”.
Ditegaskan, sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya merupakan lautan, Pemerintah Indonesia menempatkan komitmen tinggi pada isu-isu lautan dan pesisir. Upaya ini telah dilakukan di antaranya melalui keikutsertaan pada Word Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative on Coral Reefs Fisheries and Food Security (CTI-CFF). Tahun depan tepat satu dekade keanggotaan Indonesia dalam CTI-CFF, dan Indonesia tetap melanjutkan komitmennya dalam mengelola secara berkelanjutan Kawasan Segitiga Karang. Menurut Menteri Susi , Indonesia juga akan memperkuat kerja sama untuk menanggulangi ancaman kepunahan terumbu karang dan akibatnya bagi masyarakat dan lingkungan.
Dalam sambutannya, Menteri KP Susi Pudji Astuti menyampaikan Indonesia adalah inisiator Resolusi Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation Environment Assembly/ UNEA), “resolusi 2/12” tentang pengelolaan terumbu karang berkelanjutan yang diadopsi
pada sesi kedua (UNEA-2) pada Mei 2016 dan merupakan salah satu referensi global dalam mengelola terumbu karang. Konten utama resolusi itu ialah memberi arahan bagi kebijakan dan pengelolaan terumbu karang dalam konteks agenda pembangunan 2030. Imbuh Men KP: “Sebagai langkah tindaklanjut dari resolusi tersebut, Indonesia bekerja sama dengan United Nation Environment Program (UNEP) selenggarakan pertemuan konsultatif lanjutan resolusi UNEA pada 28-29 Juni 2016 di Manado, Sulawesi Utara, dan berpartisipasi aktif dalam konsil khusus yang dibentuk UNEP untuk implementasi resolusi 2/12”.
Komitmen Indonesia terhadap pengelolaan terumbu karang dunia, katanya, juga kembali ditegaskan dalam bentuk penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) ke-5 yang akan dilaksanakan di Bali, Indonesia pada 29 – 30 Oktober 2018. Dengan penyelenggaraan OOC, akan ditegaskan kembali komitmen global mengatasi kerusakan terumbu karang yang sudah parah melalui kerja sama lebih konkret dan berkelanjutan. Ungkap Menteri: “Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu habitat utama bagi perikanan, wisata pantai, dan adaptasi perubahan iklim. Eksosistem ini juga rentan polusi laut. Karenanya ekosistem karang akan jadi bagian area tematik utama yang akan dibahas dalam OOC 2018”.
Menurut Men KP, OOC 2018 dapat jadi forum promosi kelestarian terumbu karang yang sudah dapat perhatian dan dukungan kuat PBB melalui resolusi 2/12 UNEA dan Target Aichi (Target 10) tentang pengurangan degradasi terumbu karang. OOC juga dapat dijadikan ajang promosi komitmen ICRI kepada berbagai negara dan organisasi dunia. Untuk itu, Menteri Susi menyambut baik adanya Pertemuan Tingkat Tinggi tentang terumbu karang dalam penyelenggaraan OOC 2018.
“Saya mengundang para pemimpin dunia, kepala pemerintahan, menteri, pejabat dan masyarakat sipil untuk berpartisipasi dan mengumumkan aksi. Kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa Indonsia dapat melakukan sesuatu untuk menyelamatkan lautan. Saya ingin melihat komitmen bersama untuk jadikan laut kita sebagai warisan. Kren itu, saya akan tunggu kehadiran Anda di Bali,” pungkas Menteri Susi Pudjiastuti yang kali ini tak teriakkan jargon tenar “tenggelamkan !!!.***ERICK A.M.