Mataram, Maritim
KECEMASAN terhadap erupsi Gunung Agung dan gelombang tinggi di perairan Bali/NTB untuk sementara dapat ditunda. Namun ujug-ujug muncul trauma baru, karena gempa berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR), mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7) pukul 06.47 Wita, telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fisik. Gempa susulan juga masih terus berlangsung. Hingga pukul 10.20 Wita kemarin, BMKG mencatat telah terjadi 66 kali gempa susulan.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi & Humas BNPB dalam keterangannya menyatakan dampak gempa juga terus bertambah. Petugas BPBD bersama TNI, Polri, Badan SAR Nasional, SKPD, PMI, Tagana, relawan terus lakukan tindakan darurat. Hingga Minggu (29/7/2018) sore tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 orang lainnya luka dan ratusan rumah rusak. Diperkirakan dampak gempa akan bertambah mengingat pendataan masih berlangsung dan belum semua lokasi terdata. Gempa dengan kekuatan lebih kecil masih terus menyusul hingga 66 kali, tetapi tak berpotensi tsunami. Ini adalah hal yang alamiah, setelah terjadi gempa besar akan diikuti oleh gempa-gempa susulan yang lebih kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng atau sesar yang ada.
Data sementara dari BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat di Kabupaten Lombok Timur terdapat 8 orang meninggal dunia, 10 orang luka berat, 10 orang luka ringan dan puluhan rumah rusak. Dari 8 korban meninggal terdapat satu orang warga negara Malaysia. Identitas korban meninggal dunia: Isma Wida/P/30 thn warga negara Malaysia, Ina Marah/ P/60 thn, Ina Rumenah/P/58 thn, dan 5 orang meninggal dunia. Di Kabupaten Lombok Utara terdapat 2 orang meninggal dunia, dan 13 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, dan 7 orang di Puskesmas Bayan. Berdasar laporan juga terjadi longsor cukup besar dari Gunung Rinjani. Material longsoran mengarah ke utara pascagempa 6,4 SR. Saat ini jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup. Aparat masih melakukan pemantauan terhadap dampak longsor yang ada. Perkiraan sementara menyebut 300 pendaki gunung, terjebak longsoran. Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota yang terdampak.
Penerbangan Normal: Kendati cukup menimbulkkan kepanikan, namun pelayanan penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar dan Bandara Internasional Lombok tidak terganggu. Terjadi beberapa evakuasi mendadak, tetapi tak menimbulkan panik massaln maupun strandid. Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Pramintohadi memastikan berdasar hasil pemeriksaan sementara terhadap fasilitas bandara di Denpasar dan Lombok, tidak ditemukan kerusakan sebagai dampak dari gempa.Ungkap Plt Dirjenud: “Kami telah dapat laporan dari Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, bahwa Bandara Internasional Ngurah Rai, dan Bandara Internasional Lombok Praya, tidak terdampak oleh gempa bumi. Saat ini operasional penerbangan di kedua bandara tersebut berjalan normal”.
Selain kedua bandara tersebut, bandara-bandara di sekitarnya seperti Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara di Waingapu dan Bandara di Tambolaka juga tidak terdampak gempa dan beroperasi dengan normal. Dijelaskan pelayanan operasional penerbangan termasuk pelayanan navigasi penerbangan dari kantor Airnav cabang Denpasar juga tidak terganggu. Gedung dan fasilitas penunjang navigasi lainnya dalam kondisi normal. Namun demikian, Pramintohadi minta operator bandara tetap waspada terhadap gempa susulan dan dampak gempa tersebut khususnya di Bandara Lombok yang relatif lebih dekat dengan pusat gempa.
Berdasar informasi dari BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 10 km, pada jarak 28 km arah barat laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. ERICK ARHADITA