Jembrana Bali, Maritim
KUALITAS Kakao Fermentasi dari Kabupaten Jembrana Bali yang sudah diakui berbagai negara kembali menarik minat sejumlah buyer (pembeli) dari dalam dan luar negeri. Kamis, di Gedung Kesenian Dr Ir Soekarno, Jembrana kembali mengirim 1 petikemas komodutas kakao fermentasi ke Pabrik Coklat Valrhona Perancis. serta 2 truk dan 2 pick up ke pasar domestik dan lokal, dilakukan dengan penglepasan oleh Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang, disaksikan oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, didampingi Wabup Kembang Hartawan.
Agung Widi dari Yayasan Kalimajari mengatakan dalam pertemuan ini sudah memasuki fase tatkala kakao fermentasi sudah mulai dihargai. Jelas Agung: “Komoditas kakao di dalam petikemas, serta truk yang mengantar kakao ini adalah hasil karya 38 subak abian yang ada di Jembrana di bawah naungan Koperasi Kerta Samaya Samania yang juga dibina Pemkab Jembrana. Biji kakao ini dikirim ke Valrhona Perancis, CAU, AKP Organik, POD Bali, serta Masson Gourmet. ini mebuktikan bahwa biji kakao fermentasi juga ada pasarnya”.
Julien Desmedt, perwakilan buyer Valrhona menceritakan diawal 2014 dirinya menemukan kakao Jembrana setelah berkeliling Indonesia selama setahun (sejak 2013) mencari varian kakao yang memiliki rasa yang unik. Menurutnya kakao Jembrana memiliki aroma dan rasa yang khas dibanding dengan kakao yang dihasilkan oleh daerah lain. Menurut Julien, yang penting ia menemukan energy dan semangat yang dimiliki petani di Jembrana.
“Potensi kakao fermentasi di daerah Jembrana sangat besar, dan saya berharap akan ada peremajaan, hingga produktivitasnya juga meningkat yang akan mendorong pendapatan petani akan lebih meningkat” ungkap Julien.
Sementara itu Bupati Jembrana I Putu Artha dalam sambutannya katakan bahwa dirinya menyambut baik dicanangkannya program kakao lestari yang sudah berlangsung hampir 8 tahun. Ujar Bupati: “Saat ini telah dirasakan hasilnya dimana para petani kita mulai bangkit dan bergairah untuk mengelola usaha tani kakaonya yang endingnya dapat kita lihat pada hari ini bahwa kakao Jembrana dapat merambah dunia Internasional”.
Artha menambahkan event penglepasan biji kakao fermentasi hasil daerah Jembrana kali ini, merupakan pembuktian bahwa pasar kakao fermentasi premium itu ada dan nyata. Berkumpulnya berbagai kalangan mulai dari pemerintah, petani kakao, masyarakat umum mitra kerja dan buyer diharap bukan menjadi wadah kompetisi tetapi sebagai pendorong spirit bagi para petani dan pihak terkait untuk bersinergi dan berkolaborasi membuktikan bahwa jerih payah mereka dihargai dengan adanya kepastian pembelian dari buyer.
Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian, Bambang mengatakan sangat luar biasa bahwa Jembrana sudah jadi contoh kakao fermentasi secara nasional. Ungkap Bambang: “Sekiranya Jembrana dapat menjadi jendela masa depan kakao kita. Perjuangan perwujudan kakao fermentasi secara nasional bisa dimulai dari Jembrana. Kemudian teman–teman bergerak menstimulir tumbuh berkembangnya kualitas dan mutu biji kakao di setiap lokus sentra penghasil dan kita rangkai secara nasional. Kemudian Jembrana jadi jendelanya. Saya lihat ada potensi yang lebih besar di Jembrana, terlebih petani–petani di Jembrana sangat rajin. Bila dikembangkan jenis kakao mulia yang harganya lebih tinggi, tentu akan memberi kesejahteraan bagi petani di Jembrana. Jembrana dapat jadi contoh pengembangan kakao mulia yang harganya 4 – 5 kali lipat. Peluang ini sangat bisa didorong”.***ADIT/Dps/Maritim