PELAKU INDUSTRI PARIWISATA BALI TOLAK “JUAL BELI KEPALA”

Kehadiran wisatawan asal Tiongkok ke Bali
Kehadiran wisatawan asal Tiongkok ke Bali

Denpasar Bali, Maritim

 

Read More

SEGENAP pemangku kepentingan Industri Pariwisata Indonesia Bali berharap pemerintah Indonesia melarang ‘jual-beli kepala’ dalam paket wisata murah dari Tiongkok  ke Pulau Dewata. Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) atau Bali Tourism Board mengatakan praktik ‘jual beli kepala’ yang telah berlangsung sejak tahun 2001 harus segera diakhiri melalui regulasi dari pemerintah. Ungkapnya pada Senin (22/10/2018): “Kami juga mengimbau kepada pelaku industri untuk mengunakan platform WeChat untuk promosi Bali ke pasar Tiongkok yang selama ini dijejali dengan paket wisata murah dan eksploitasi belanja”.

 

Gus Agung Partha mengatakan sesuai kesepakatan yang dibuat oleh tiga pengusaha dalam rangka mengontrol 18 toko dalam jaringan paket murah atau ‘zero dollar tour’, berupa praktik ‘jual-beli kepala’ bakal berakhir 1 Desember 2018. Penggunaan WeChat Pay di toko-toko tersebut juga harus dilarang karena belum ada aturannya. Ia sarankan untuk lebih memudahkan wisatawan asal Tiongkok dapat memakai pembayaran Union Pay yang terafiliasi dengan BCA dan Maybank.

 

GIPI juga mendorong semua pihak berkomitmen ikut memperbaiki tata niaga yang berlangsung sejak 2001 yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga merusak citra pariwisata. Upaya GIPI ikut membenahi tata niaga ini didukung oleh Konsulat Jenderal Tiongkok di Bali, karena banyak warga Negeri Tirai Bambu yang kecewa dan kecewa dengan layanan yang didapat dari paket wisata murah.

 

Menurut Partha Adnyana pihak konjen memperkirakan setelah penghentian pemasaran ‘zero dollar tour’ akan terjadi penurunan jumlah wisatawan, tetapi ia optimistis ke depan gelombang wisatawan Tiongkok ke Bali akan meningkat lebih baik lagi. Ia sebut setiap hari terdapat sekitar 3.000-3.500 wisatawan asal Tiongkok yang masuk ke Bali, 60% di antaranya mengikuti paket wisata murah.

 

Terkait hal itu, Ketua GIPI yakin dengan melakukan promosi yang tepat, akan dapat meraih wisatawan premium dari Tiongkok seperti halnya Thailand yang tegas telah melarang praltik ‘jual beli kepala’ dalam tempo 2 bulan. Saat ini GIPI Bali sedang menyiapkan rekomendasi yang diminta oleh Konjen Tiongkok tentang daftar biro perjalanan wisata, hotel, restoran, destinasi pariwisata, tempat belanja dll, yang akan dijadikan referensi bagi biro perjalanan di Tiongkok yang menggarap pasar Indonesia, khususnya Bali, agar mendapatkan fasilitas dan pelayanan standar.

 

Sementara itu, Ketua Asita Bali Ketut Ardana mengatakan sebenarnya Bali Liang, komite pasar wisatawan Tiongkok Asita Bali telah berulang kali membuat kesepakatan dengan toko-toko jaringan paket wisata murah, tetapi hanya bertahan untuk 4-5 bulan saja. Ia meyakini upaya terpadu yang dilakukan oleh GIPI dan pemerintah akan mengakhiri praktik ‘jual-beli kepala’, seraya berharap bisa dapatkan agen travel dan market Tiongkok yang lebih baik.

 

Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha katakan usahanya pernah terguncang akibat melayani biro perjalanan yang menjual paket wisata murah ini. Usaha rafting Inda pada 2004 menghentikan bekerja sama menggarap pasar Tiongkok hingga kini  Pungkasnya:.

“Kami ditekan dengan harga yang sangat murah dan ujung-ujungnya tidak terbayar. Mudah-mudahan dengan upaya GIPI dan pemerintah saat ini, kami akan dapat pasar wisatawan Tiongkok yang lebih baik”.***ERICK ARHADITA 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *