MAKASSAR – MARITIM : Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)/Pelindo IV Yon Anwar nyatakan arus petikemas di Pelabuhan Makassar pada akhir tahun ini mengalami lonjakan sehingga sempat mengakibatkan antrean layanan kapal yang akan bersandar. Menurutnya, hal itu terpiucu oleh pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi Selatan di akhir tahun ini cukup tinggi sekitar 7%, sebanding dengan meningkatnya arus barang dan kapal di Pelabuhan Makassar yang merupakan pelabuhan hub di kawasan timur.
Pada jumpa media dengan jurnalis kepelabuhanan pada Pelindo Charity Port Run Jum’at pekan lalu, Dirkeu Pelindo IV menjelaskan: “TErdapat pola kapal-kapal yang berkunjung di momen tertentu seperti mendekati Natal dan Tahun Baru, hingga sejal November kapal-kapal dari Jakarta, Semarang dan Surabaya mulai menumpuk di Pelabuhan Makassar”.
Terkait dengan terjadinya kepadatan antrian dalam melakukan bongkar muat, pihaknya akan membenahi Pelabuhan Makassar dengan mengatur koneksinya untuk mengurai antrean kapal. Satu langkah di antaranya bekerja sama dengan Pelindo I, II dan III untuk bersinergi menerapkan Integrated Billing System (IBS).
Menurut Yon Anwar, kebanyakan kapal di Pelabuhan Makassar ini bermuatan beraneka jenis komoditas pangan dan juga hasil tambang dan mineral. Selain itu, dari Pelabuhan Makassar juga terjadi peningkatan volume ekspor, yang menandai makin gencarnya pembangunan infrastruktur di kawasan timur ini. Guna menjawab tantangan kebutuhan tersebut, Pelindo IV telah membangun pelabuhan eksisting Makassar 360 meter dengan layanan 2 crane.
“Dengan pelabuhan eksisting pun ternyata kami masih kekurangan fasilitas, sehingga kami akan percepat pembangunan Makassar New Port berkapasitas 2,5 juta TEUs agar cepat selesai pada 2021,” jelas Direktur Keuangan Pelindo IV.
Perlu dicatat, bahwa pada November lalu, Indonesian National Shipowners Association (INSA) telah melaporkan kondisi pelabuhan di Makassar yang telah terjadi antrean kapal untuk bersandar. Hal itu mereka nilai berpotensi merugikan pengusaha hingga mencapai nilai US$4.000/hari dengan volume bongkar petikemas antara 500 hingga 700 TEU’s, hingga terjadi antrean kapal untuk bersandar, disebabkan kondisi Pelabuhan Makassar hanya dapat disandari 4 kapal, sedang yang akan keluar masuk lebih dari 5 kapal. (Erick Arhadita)