TANJUNG PERAK , MARITIM
Bertempat di fasilitas fabrikasi yang berada di Madiun, PT Industri Kereta Api (Persero)/ INKA, saat ini sedang mengerjakan pembuatan 438 kereta pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan dioperasikan di Tanah Air. Direktur Utama INKA Budi Noviantoro jelaskan: “Sampai saat ini yang sudah kami selesaikan dan sebagian sudah diserahterimakan kepada pemesan sebanyak 288 kereta”.
Pesanan PT KAI antara lain berupa 31 rangkaian kereta untuk proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) sebagai proyek strategis pemerintah, dengan nilai kontrak Rp3,9 triliun. Jelas Dirut PT INKA: “Setiap trainset terdapat enam kereta yang rencananya akan dikirim pada pertengahan 2019”.
Terkait capaian BUMN industri perkeretaapian tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berkenan memberi penghargaan kepada PT INKA karena mampu memproduksi kereta api dengan kualitas terbaik. Ujar Menteri: “Makanya PT INKA selalu ekspor. Ini bukti engineering yang bagus dan penguasaan teknologi yang maksimal. Untuk itu, pemerintah sangat mendukung dan mengapresiasi. Serta akan terus mendorong ekspor yang berbasis manufaktur, karena daya tahannya lebih kuat”.
Selain mengerjakan pesanan kereta PT KAI, PT INKA juga menggarap kereta pesanan dari Filipina berupa enam rangkaian Kereta Rel Diesel (KRD), tiga lokomotif, dan 15 kereta penumpang. Philippine National Railways memesan kereta-kereta itu dalam kontrak dengan nilai 485 juta peso setara Rp127,3 miliar pada awal 2018.
Pesanan Bangladesh: Sementara itu, pada Minggu (18/1/2019) Manajemen PT Industri Kereta Api (INKA) mengirim kereta tipe Broad Gauge (BG) ke Bangladesh melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Ujar Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro, yang menandai pemberangkatan kereta ekspor ke Bangladesh menggunakan kapal laut dengan menekan tombol sirine bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto: “Ini pengiriman batch-1 dengan jumlah total 15 kereta. Sisanya akan dikirim bertahap hingga Juli 2019. Pengiriman kali ini meliputi jenis 10 WEC, dua WECRD, serta masing-masing satu WJC, WJCC dan WPC”.
Secara keseluruhan, PT INKA memproduksi 250 kereta untuk Bangladesh Railway, yang meliputi 50 kereta tipe BG dengan lebar jalur 1.676 mm, dan 200 kereta tipe Meter Gauge (MG) dengan lebar jalur 1.000 mm.
Menurut Dirut PT INKA, masing-masing tipe kereta dapat dirangkai dengan beberapa jenis kereta, termasuk jenis WJC (kereta tidur AC), WJCC (kereta penumpang AC), WEC (kereta penumpang non-AC), WPC (kereta pembangkit) dan WECDR (kereta makan). Kereta tipe BG memiliki 90 kursi, baik yang jenis WJCC (AC) maupun WEC (non-AC), sementara tipe MG mempunyai 55 kursi untuk jenis WJCC (AC) dan 60 kursi jenis WEC (non AC).
PT INKA jadi pemenang tender pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway pada tahun 2017 dengan total nilai kontrak US$.100,89 juta. Pada tahun 2016 PT INKA juga mengekspor 150 kereta senilai US$.72,39 juta ke Bangladesh. Sebelumnya, BUMN ini juga telah mengirim 50 kereta ke negara itu dalam kontrak jual beli senilai US$.13,8 juta.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi sukses PT INKA memenangi tender pengadaan kereta Bangladesh. Pungkas Menteri Perindustrian: “Ini merupakan bukti bahwa anak bangsa ini telahg mampu bersaing, dan kemampuannya juga telah diakui oleh dunia internasional”. (Ayu/Sub/Maritim)