TANJUNG PERAK – MARITIM : Era transformasi teknologi yang saat ini serba digital, memberi kemudahan perusahaan melakukan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tujuan pengelolaan K3 tak lain untuk lebih fokus pada capaian tingkat zero accident. Pada seminar bertajuk ‘Strategi Peningkatan Performa K3 di Era Masyarakat Digital’ yang diselenggarakan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III yang sekaligus jadi penutupan bulan K3, Himawan Estu Bagijo Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DTKT) Provinsi Jawa Timur, paparkan sejumlah tantangan dalam penerapan K3 di berbagai sektor industri mulai dari UMKM hingga tingkat korporasi besar. Ungkapnya: “Di Jatim terdapat 44.000 perusahaan yang dibagi dalam 3 kelompok besar, sedang dan kecil. Yang telah mendaftarkan sekitar 12.000 perusahaan. Kalau sudah terdaftar itulah yang menjadi obyek pengawasan kami”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa saat ini DTKT mendorong perusahaan untuk wajib lapor, yang dapat dilakukan secara manual atau online. Setelah melakukan pendaftaran maka DTKT baru dapat melakukan fungsi pengawasan terhadap kegiatan perusahaan yang terdaftar.
“Dari situ kami dapat memilah mana perusahaan yang beresiko tinggi. Disitu kami dapat melakukan pengawasan tenaga kerja. Berdasar data terdaftar kami juga dapay me-ranking perusahaan terhadap kepatuhan safety. Untuk itu kami tak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bersinergi. Sebab itu, kami minta bantuan media bahwa perusahaan dapat melakukan pendaftaran via online” jelas Himawan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ivan Lanin, pakar internet Indonesia bahwa awareness generasi muda perlu diraih dengan optimasi penggunaan sosial media. Karakter masing-masing media sosial perlu dipahami misalkan Youtube lebih penggunaan video, Instagram penggunaan infografis dan videografis. Ujar Ivan: “Pemahaman tentang kanal komunikasi media sosial diperlukan agar dapat terjadi ketersinambungan dengan penggunanya”.
Sementara itu, Edi Priyanto Senior Manager Pelayanan SDM dan HSSE Pelindo III, sampaikan bahwa era digitalisasi membuat cara kerja jadi lebih efisien karena kita tak perlu lagi keluar untuk melaporkan. Katanya: “Dari sisi Pelindo III terdapat trend, dengan adanya digitalisasi ini pelaporan jadi lebih simple. Selama ini fihak perusahaan masih enggan untuk datang ke Dinas Tenaga Kerja. Kalaupun datang, belum tentu ketemu petugas pendaftarannya. Selain itu, harus antri. Dengan sistem online seperti ini data dapat cepat dihimpun”.
Dalam upaya mendukung digitalisasi, Pelindo III membuat inovasi digitalisasi e-safety dalam lakukan pengawasan dan pengendalian implementasi K3 di lingkungan korporasi, terutama dari segi operasional. Aplikasi berbasis android tersebut jadi sarana komunikasi digital yang bertujuan mempercepat pelaporan awal kecelakaan kerja, mengefektifkan tindak lanjut K3, mempermudah penerapan K3 dan juga monitoring serta sebagai sarana komunikasi HSSE terminal dan pelabuhan.
Memungkasi penjelasan, Edi berucap: “Penggunaaan aplikasi seperti e-safety akan sangat memberi kemudahan dalam hal pelaporan, inspeksi, safety patrol, induksi dan informasi K3 lainnya, yaitu memiliki kelebihan di antaranya kecepatan, real time, mudah diakses, simpel, efisien, dan respon cepat”.
Lebih Efisien: BUMN operator pelabuhan, Pelindo III, menyebut penerapan layanan digital di Pelabuhan Tanjung Perak terbukti mampu menying kat waktu layanan rerata hingga 15%. Efisiensi tersebut didapat setelah pelaksanaan operasional di Pelabuhan Tanjung Perak menjadi terpusat melalui Port Operations Command Center (POCC) sejak 6 Desember 2018. Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto menyebut beberapa layanan yang menjadi lebih cepat di antaranya waktu verifikasi permohonan pelayanan dari semula 1,17 jam menjadi 0,3 jam. Selain itu, waktu tunggu pelayanan dari semula 13,57 menit jadi 11,34 menit dan waktu pergantian kapal di dermaga dari 4,42 jam jadi 3,93 jam.
Ungkap Putut beberapa waktu lalu: “Efisiensi waktu layanan kami dapat dari hasil evaluasi 100 hari penerapan POCC dengan integrasi layanan pelayanan kapal, barang, penerbitan nota tagihan, dan jasa pendukung lainnya. POCC ini juga terhubung dengan Inaportnet di Pelabuhan Tanjung Perak”.
Disebutkan, saat ini Pelindo III tengah siapkan penerapan POCC di pelabuhan lain di wilayah kerja perseroan. Nantinya, POCC akan jadi bagian Integrated Billing System (IBS) yang akan diterapkan di wilayah kerja Pelindo I-IV. Imbuh Putut: “Semangat ke depan ialah seluruh pelabuhan di Indonesia terhubung dalam satu layanan yang akan diuji coba pertengahan tahun ini, hingga pengguna jasa cukup mengakses satu portal untuk berbagai jenis layanan dari Sabang hingga Merauke”.
Penerapan layanan digital oleh Pelindo III sudah dirasakan pengguna jasa di lapangan. Misto (54), petugas perencanaan penambatan kapal PT Pelni yang sudah bertugas di operasional tambatan selama 11 tahun, menyebut dulu untuk berkoordinasi terkait kebutuhan layanan kapal pandu/tunda, tambatan di dermaga, serta peralatan bongkar muat yang dibutuhkan, ia harus datang ke pelabuhan untuk rapat bersama dengan para penyedia jasa. Bahkan di
malam hari pun harus datang langsung. Kini ia bisa dengan meeting online, jika ada masalah tinggal telepon POCC. Jelas Misto: “Saya yang tinggal di Tretes, Kabupaten Pasuruan, sekitar 70 km dari Tanjung Perak, kini saya merasakan sangat termudahkan dalam bertugas”.
Yusuf Iskandar (38) petugas PT Suntraco katakan sebelum ada layanan digital pengguna jasa berpotensi kena denda keterlambatan mengurus perubahan permohonan layanan, karena jadwal sandar kapal berubah. Lebih lahi jika terjadi di malam hari, pengurusan dokumen perubahan relatif lama karena prlu waktu menginformasikan ke petugas yang berwenang.
“Di tengah berbagai inovasi IT di pelabuhan, layanan helpdesk di POCC menjadi sentuhan manusia yang bisa mengambil keputusan saat terjadi unusual condition. Misalnya jika ada kendala crane kapal rusak hingga memerlukan crane darat dan kapal perlu bertukar dari sandar kiri ke sandar kanan. Ada manager yang bisa mengambil keputusan segera, bila perlu pun ia bisa ke lapangan, karena POCC berada di sini” pungkas Yusuf. (Erick Arhadita)