Ngurah Rai, Bali – Maritim
KENDATI kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok ke Indonesia kian meningkat, tetapi Arief Yahya Menteri Pariwisata menilai masih kurang terdeteksi, hingga sulit menentukan jumlah rielnya. Memberi penjelasan kepada awak media, termasuk maritim.com di Bandara IternasionalI Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Menpar berucap: “Sampai saat ini, wisman asal Tiongkok yang menggunakan penerbangan charter flight, utamanya Sriwijaya Air kurang terdeteksi. Padahal, wisman Tiongkok memiliki pangsa pasar sangat tebal, dan Tiongkok adalah salah satu pasar utama Indonesia, selain Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang”.
Manurut menteri, Tiongkok dari secondary city, juga masih sangat besar dilihat dari sisi size, sustainable dan spread-nya. Dari delapan direct flight yang dimiliki Sriwijaya dari Tiongkok, tiga flight sudah full reguler. Karenanya Arief Yahya mengharap Kemenhub, dan Angkasa Pura II maupun Angkasa Pura I yang di Bali, lima flight ini sudah terbang, tetapi statusnya masih charter, diharap kedepan bisa segera diubah ke terjadwal, sehingga akan terdapat delapan direct flight reguler dari Sriwijaya. Dia mengemukakan, jika target nasional tiap airline memiliki growth 25%, berarti sama dengan total target pertumbuhan kunjungan wisman Indonesia tahun ini.
Ungkap Menpar, target kunjungan wiman tahun 2017 dari 12 juta wisman menjadi 15 juta, berarti presentasi growth -nya 25%. Total armada yang dioperasikan Sriwijaya Air mencapai 52 unit dan akan ditambah 13 armada lagi di tahun ini. Dari sisi jumlah armada, Sriwijaya sudah memenuhi, meskipun yang 13 unit merupakan pesawat narrow body, tetapi diharap Sriwijaya bisa mendukung target wisman yang ditetapkan pemerintah.
Secara terpisah Toto Nursatyo Commercial Director Sriwijaya Air, katakan bahwa fihakya siap menggarap wisatawan dari Tiongkok tak hanya menuju Bali dan Lombok saja, tetapi juga sedang menggarap destinasi Bintan, Belitung dan Danau Toba. Ujarnya:“Bintan sedang kami garap, tetapi terdapat masalah aksebilitas, karena bandaranya masih belum maksimal. Lalu ada destinasi Belitung, yang bandaranya baru dibuka untuk internasional. Setelah itu ada Danau Toba, yang dinilai sangat ‘seksi’ bagi wisatawan asal Tiongkok, meski insfrastruktur bandara belum memadai untuk melayani pesawat-pesawat besar. Bandara Silangit, saat ini hanya bisa melayani pesawat kecil, dan belum bisa menggunakan pesawat kami dengan tipe Boeing-738. Selain itu, Tarakan meskiun di-enaged sebagai side trip dari inabau, juga akan kami garap, dan kami optimis kedepan akan jadi destinasi utama”..
Dijelaskan pula, destinasi Manado juga akan dimaksimalkan, karena kota yang sudah diterbangi Sriwijaya ini cukup sukses mendatangkan wisatawan asal Tiongkok. Memungkasi penjelasannya, Toto Nursatyo mengatakan: “Berikutnya kami juga akan mendorog destinasi Ternate yang sangat diminati karena terdapat Morotai dan sekelilingnya. Seperti diketahui market wisman Tiongkok sangat suka dengan pantai”. ***ERICK A.M.