Kupang,NTT – Maritim
ARNOL Janssen General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang bertekad meningkatkan pelayanan selama masa Angkutan Lebaran 2017 agar aman, nyaman dan selamat sampai tujuan. Ujarnya: “Kami harus mengakui bahwa selama ini pelayanan belum maksimal baik di pelabuhan atau saat berlayar karena berbagai faktor penyebab baik dari sisi manusia maupun karena alam,”.
Dikatakan, pihaknya akan memberi informasi kepada calon penumpang melalui berbagai media dalam jaringan, media cetak, dan elektronik. Pertanyaan dari penumpang melalui telepon juga akan direspons dengan baik. Menurutnya, kepastian informasi dalam konteks pelayaran pada penumpang sangat penting dan minimal 50% diketahui konsumen diyakini apakah pembatalan ataukah penundaan keberangkatan atau kedatangan dapat dimaklumi penumpang manusia maupun barang. Semua ini guna mewujudkan visi ASDP menjadi perusahaan jasa pelabuhan dan penyeberangan terbaik di tingkat regional, serta mampu memberikan nilai tambah.
GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang juga menyatakan akan menambah frekeunsi pelayaran dan memprioritaskan penumpang ketika terjadi lonjakan pemudik Lebaran 2017 dengan moda laut ke berbagai daerah di NTT. Jelasnya: “Sejumlah langkah antisipasi disiapkan bila terjadi lonjakan pemudik Lebaran. Di antaranya penambahan frekuensi dan mengutamakan penumpang ketimbang barang bawaan seperti kendaraan. Hal itu sebagai wujud antisipasi pihak manajemen, terkait dengan kemungkinan adanya lonjakan penumpang mudik Lebaran 2017 yang bersamaan dengan hari liburan sekolah. Solusi yang kami tempuh adalah mengurangi kendaraan roda dua dan roda empat untuk memprioritaskan pemudik Lebaran yang menggunakan jasa kapal ferry”.
Strategi ini sudah beberapa kali diterapkan, tiap tahun ketika terjadi peningkatan penumpang pada hari raya keagamaan maupun hari-hari lain ketika terjadi penumpukan penumpang. Menurut dia saat ini armada kapal fery yang dikelola ASDP hanya delapan unit melayani sekitar 18 titik per minggu ke sembilan pelabuhan regional dan 22 pelabuhan lokal yang disinggahi kapal penumpang milik Pelni, armada pelayaran rakyat, armada perintis dan kapal penyeberangan ferry yang tersebar merata di NTT. Sementara lintasan yang diprediksi juga mengalami peningkatan seperti Kupang-Kalabahi, Kupang-Ende dan Kupang-Larantuka akan diatasi dengan menggantikan armada, dari kapal yang kapasitasnya 500 hingga 600 penumpang dan kendaraaan roda dua dengan kapal yang berkapasitas 1.000 orang.
“Yang biasanya dilayani dengan KM Rokatenda dan KM Balibo berkapasitas 500 orang, akan kita ganti dengan KM Ranaka dan KM Inerie yang 1.000 penumpang. Dalam hitungan operasional Ferry Kupang Pelabuhan Aimere, Ngada, Pelabuhan Bung Karno Ende, Pelabuhan Labuan Bajo, Manggarai Barat dan Pelabuhan Waikelo Sumba Barat berjarak lebih jauh dengan waktu tempuh semalam dan dua hari, dibanding ke Leoleba dan Waibalun yang bisa ditempuh satu malam dan satu hari. Untuk yang jarak jauh, sering terjadi antrean pemudik Lebaran yang kian tinggi nyaris tak terkendali karena jadwal pelayaran ke setiap pelabuhan tersebut dari Flores dan Sumba hanya sekali dalam seminggu, karena pemudik di daratan Flores dan Sumba tak ingin batalkan jadwal mudik, hingga terpaksa menyerbu kapal yang bukan menuju langsung tempat tujuan mudik” ungkapnya.***ERICK A.M.