PT BANDARA Internasional Bali Utara (BIBU) “Panji Sakti” menyatakan kesiapannya membangun infrastruktur jalan penghubung Bali utara ke selatan dan timur, sepanjang 64 km guna perlancar akses ke bandara yang berlokasi di Kubutambahan, Buleleng. I Made Mangku, Presdir BIBU Panji Sakti mengungkapkan pihaknya telah siapkan dana lebih dari Rp.5 triliun untuk membangun jalan yang akan menghubungkan Denpasar dengan Buleleng dan Bangli. Tujuannya, saat bandara di Bali utara rampung dibangun, akses masyarakat dari dan menuju bandara baru tersebut, bisa lebih cepat.
“Sudah masuk dalam rencana kami, itu nanti akan dibuat semacam interchange, jadi dari Mengwi bisa tembus ke Buleleng lebih cepat. Dari situ bisa juga ke Bangli atau memilih ke lokasi bandara. Pembangunan infrastruktur itu satu paket dengan pembangunan bandara. Untuk pembangunan infrastruktur jalan dan kawasan, masuk ke dalam paket fase pertama yang diharap jadi pendukung di Bali utara” jelas pria asal Sanur, Denpasar ini.
Lebih detil disebutkan, akses yang akan dibangun tersebut direncanakan menembus bukit di wilayah Buleleng berupa terowongan dan melintasi jurang. Kontur tanah itu dipilih sebagai jalur karena tak perlu biaya besar pembebasan lahan. Infrastruktur merupakan salah satu yang akan dibangun oleh BIBU “Panji Sakti”. Selain itu, juga akan dibangun pembangkit listrik, runway, dermaga marina dan aero city.
Menjawab pertanyaan tentang lambatnya turun ijin penlok, Made Mangku jelaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan menghadap Menteri Perhubungan, bersama pejabat pemprov Bali dan investor Kinesis Canada & Invesment (KC&I), untuk minta kejelasan, jika belum ada keputusan terkait lokasi, sebab sudah sejak Februari hingga saat ini belum ada keputusan perihal calon lokasi bandara di Bali Utara. Tuturnya: “Beberapa ari lalu, Wagub Ketut Sudikerta bilang bahwa tanggal 3 September penlok akan turun. Maka, kalau setelah hari itu belum juga turun, kami akan berangkat ke Jakarta. Hingga kini, PT BIBU masih sabar menunggu, tetapi investor yang akan membangun bandara dengan dana senilai Rp50 triliun ini sudah tidak sabar ingin melanjutkan proses amdal dan konstruksi bandara. Kami itu ingin segera membangun Buleleng, dan bukan membangun di Buleleng yang mengandung arti berbeda. Membangun Buleleng, mengandung arti melakukan pembangunan secara luas dan keseluruhan”. ***ADIT/Dps/Maritim