KUNJUNGAN Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu, memiliki arti tersendiri. Peristiwa itu menjadikannya sebagai kepala negara pertama di republik ini yang berhasil “blusukan” ke seluruh pelosok negeri. Pininjauan Presiden ini, bisa melengkapi jargon yang sering diucapkan Ir. Soekano presiden pertama RI, bahwa batas-batas negera kepulauan Republik Indonesia mencakup Sabang (barat) – Merauke (timur) – Miangas (utara) hingga Namodale (selatan).
Beberapa waktu lalu, selama dua hari Presiden mengunjungi NTT, dengan beragam agenda yang sangat padat. Mulai membagi sertifikat tanah kepada penduduk sabagai bukti kepemilikan lahan, meresmikan pembangunan bendungan, hingga mengunjungi beberapa obyek wisata.
Bicara tentang NTT tak bisa lepas dari sektor wisata. Sesuai program pemerintah, NTT akan terus dikembangkan sebagai kawasan industri berbasis perikanan serta pariwisata. Provinsi ini memiliki beragam destinasi wisata yang menakjubkan, berupa wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam, wisata maritim dan lain sebagainya. Berikut sebagian obyek wisata yang tahun lalu diusung sebagai destinasi wisata nasional.
Pasola di Sumba Barat
Pasola merupakan permainan ketangkasan melempar lembing atau tombak (tumpul) sambil memacu kuda tunggangannya, ke arah lawan yang juga berada berkuda. Permainan ketangkasan ini termasuk rangkaian upacara tradisional suku Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu.
Setiap tahun, tradisi pasola digelar di empat lokasi berbeda di Kabupaten Sumba Barat secara bergiliran di empat lokasi berbeda. Keempat tempat tersebut adalah kampung Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Waktu pelaksanaannya jatuh pada sekitar bulan Februari hingga Maret setiap tahunnya, tergantung dari penanggalan tradisonal Sumba.
Pantai Nihiwatu
Banyak yang tidak tahu, bahwa Pantai Nihiwatu berada di peringkat ke-17 dari 100 pantai terbaik di dunia dan satu-satunya pantai di Indonesia yang terpilih sebagai the best beach in Asia.
Pantai yang berlokasi di wilayah Sumba Barat ini merupakan tujuan para surfer atau peselancar kelas dunia untuk mencoba kegarangan ombak pantai yang imbas ketinggiannya acapkali mencapai lebih dari kisaran 5 meter, sebagai fenomena yang sangat menantang bagi penggemar selancar. Sedemikian garangnya ombak di lokasi ini, peselancar menjuluki pantai ini dengan sebutan Left God’s Waves, karena kecepatan gerak ombaknya..
Selancar di Nembrala
Pantai dengan panorama pasir putih dan gelombang laut berskala internasional ini bernama Nembrala. berlokasi di Pulau Rote, Rote Ndao, pulau yang merupkan ujung paling selatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang masuk dalam wilayah NTT dan berbatasan perairan dengan Benua Australia.
Di pantai ini, setiap tahun antara September hingga Oktober digelar turnamen selancar kelas dunia yang diikuti para peselancar internasional maupun nasional. Hal ini karena pada bulan-bulan tersebut, tinggi gulungan ombak dapat mencapai hingga pada ketinggian 7 meter. Dalam kunjunannya ke Provinsi NTT, di lokasi ini Presiden Jokowi sempat mencuci muka menggunakan air laut !
Danau Tiga Warna
Obyek wisata Kelimutu merupakan danau kawah yang terletak di puncak gunung berapi Kelimutu, terletak di Pulau Flores. Tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Danau Kelimutu berada di ketinggian 1.631 meter di atas permukaan laut (dpl), dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna air yang berbeda: merah, biru, dan putih. Tetapi warna-warna itu sering kali berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Sebutan Kelimutu merupakan gabungan dari dua kata: ”keli” yang berarti gunung dan “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan setempat, tiga danau tersebut merupakan bersemayaman akhir para arwah dari orang yang telah meninggal dunia.
Danau yang berair biru disebut Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, sebagai tempat berkumpul arwah para muda-mudi. Yang berair warna merah disebut Tiwu Ata Polo, sebagai tempat jiwa orang-orang yang pada masa hidupnya melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan yang berwarna putih disebut Tiwu Ata Mbupu, persemayaman para orang berusia lanjut yang telah meninggaldunia.
Sejak 26 Februari 1992, Gunung dan danau Kelimutu ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional.
Situs Bung Karno
Situs bangunan rumah yang pernah ditinggali oleh Presiden Pertama Indonesia Bung Karno ketika diasingkan di Kota Ende oleh pemerintah kolonial, ibu kota Kabupaten Ende telah ditetapkan sebagai peninggalan sejarah. Kota Ende menyimpan sejarah panjang terkait dengan sepak terjang Bung Karno yang selama empat tahun sejak 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938 diasingkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, agar tidak mendapat akses komunikasi dengan pengikutnya di Pulau Jawa. Namun Belanda ternyata salah perhitungan, karena sejak masa pengasingan tersebut, Bung Karno justru telah berhasil merenungkan Pancasila yang kelak menjadi dasar kehidupan bernegara Indonesia.
Kini di Ende berdiri Taman Perenungan Bung Karno. Patung Bung Karno duduk merenung terlihat kokoh di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut. Di rumah bekas kediaman Bung Karno, masih terdapat peninggalan asli berupa sumur dan kamar mandi sederhana tempat BK mengambil air wudlu, ruang khusus sembahyang, lemari dan kapstok kayu dan tempat tidur berbahan besi.
Taman Laut di Alor
Taman laut Selat Pantar berada di antara Pulau Alor dan Pulau Pantar yang dapat digolongkan sebagai Taman laut terindah di dunia dan konon terbaik setelah Kepulauan Karibia. Keistimewaan Selat Pantar, NTT, adalah memiliki banyak diving spot yang menjadi favorit wisatawan, karena memiliki panorama taman laut yang indah dan langka.
Jumlah spot tercatat 26 titik, di antara lain Half Moon Bay; Peter’s Prize; Crocodile Rock; Cave Point; The Edge; Coral Cliff’s; Baeylon; The Arch; Fallt Line; The Patch; Nite Delht; Kal’s Dream; The Ball; Trip Top; The Mlai Hall; No Man’s Land; The Chatedral; School’s Ut; dan titik selam Shark Close. ***LIES/Kug/Maritim.