Jakarta, Maritim
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto, Senin (7/5), meresmikan Pusat Inovasi Apple di Indonesia. Gedung itu untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di dalam negeri, khususnya sektor industri, guna menciptakan produk yang bernilai tambah tinggi.
“Pusat inovasi ini ditargetkan mampu menghasilkan 200 developer per tahun untuk setiap pusat inovasi. Sehingga dapat memberikan manfaat di tengah perkembangan era revolusi industri 4.0 di Indonesia,” kata Menperin, Airlangga Hartarto, pada peresmian fasilitas IOS Developer Academy, di Tangerang.
Pusat inovasi seluas 1500 m2 ini merupakan fasilitas inkubator untuk pengembangan aplikasi Apple pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil dan Italia. Tahap awal Developer Academy Indonesia ini baru menerima 75 orang siswa. Seluruhnya merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus).
Rencana mereka akan membangun 2 pusat inovasi lagi. Lokasinya di Pulau Jawa tapi di luar Jabodetabek dan di luar Jawa.
Airlangga menyatakan, setelah semua beroperasi penuh, siapa pun bisa berkesempatan mendaftar di sekolah ilmu memprogram ekosistem aplikasi Apple tersebut. Terbuka untuk umum, masuk sekolah gratis, sekaligus dapat beasiswa. Sistem akademinya pemegang hak paten adalah para muridnya.
Untuk membangun tiga pusat inovasi itu total investasi mereka mencapai US$44 juta dalam jangka waktu tiga tahun sejak 2017.
Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menambahkan kehadiran akademi Apple ini tidak akan bersaing langsung dengan developer lokal. Karena mereka menggunakan basis sistem pengajaran IOS.
“Mentor ilmu pemograman akan didatangkan dari berbagai regional Apple di Brasil, Italia Cupertino dan lainnya.” katanya.
Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang pesat di dunia, Indonesia akan jadi target pasar global, karena merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke tiga di Asia. Setelah China dan India.
Saat ini, industri ponsel di Tanah Air tumbuh signfikan, yang terdiri dari 28 merek global, 19 merek lokal, 2 SMT (surface mount technology) dan 7 EMS (Electronic Manufacturing Services). Selain itu, terdapat 30 industri komponen berbagai jenis, di antaranya menghasilkan PCBA, Charger, Earphone, USB cable, perakitan baterai lithium dan kemasan. (M Raya Tuah)